Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lihat Kurikulum Pendidikan, Jokowi Didorong Segera Muat Isu Perubahan Iklim, Apa Alasannya?

Lihat Kurikulum Pendidikan, Jokowi Didorong Segera Muat Isu Perubahan Iklim, Apa Alasannya? Kredit Foto: Antara/Edia Center G20 Indonesia/Prasetyo Utomo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai bentuk upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan para pemangku kepentingan terhadap fenomena perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan hidup, maka sangat penting untuk dapat dilakukan mitigasi perubahan iklim dalam dunia pendidikan. Hal ini sangat penting, mengingat perubahan iklim menjadi salah satu pertimbangan yang penting dalam pengambilan keputusan dalam suatu rekomendasi atau kebijakan. Researcher Indonesian Center for Environmental Law, Syaharani mengungkapkan pendidikan iklim itu penting dimulai sejak dini. Menurutnya, membantu orang untuk lebih memahami tentang perubahan iklim.

"Oleh karena itu mempromosikan dan membantu mereka memikirkan solusi untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan bagaimana cara menguranginya," Syaharani diskusi publik Memanjukan Transisi Iklim dan Energi Melalui Pendidikan Digitalisasi diLe Meridien Hotel Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga: Jelang Pilpres 2024 Presiden Jokowi Minta Depankan Politik Adu Ide, Bukan Adu Domba

"Karena itulah kesadaran perubahan iklim yang bersumber dari pendidikan perubahan iklim, kemudian mendorong aksi dan juga mendorong masyarakat untuk berbuat lebih banyak tentang isu perubahan iklim," tambahnya.

Syaharani menyebut beberapa negara sudah sadar pentingnya memasukan pendidikan perubahan iklim bagi warga. "Mereka menyebutkan pentingnya pelatihan pendidikan perubahan iklim yang dibarengi dengan kesadaran publik, partisipasi publik dan akses publik terhadap informasi serta kerja sama internasional untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut. Itu sebabnya seperti yang bisa kita lihat dan juga di konferensi Paris bulan lalu mereka menetapkan program kerja Glasgow untuk pemberdayaan iklim yang memiliki empat area prioritas ini," jelasnya.

Namun, lanjut Syahrani keempat empat bidang prioritas ini dirancang untuk meningkatkan enam aspek yaitu pendidikan, kesadaran publik, pelatihan, partisipasi publik, akses publik terhadap informasi dan kerja sama internasional untuk meningkatkan pemberdayaan iklim.

Sementara itu, Said Abdullah selaku Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) mengungkapkan model pendidikan yang tepat untuk mendorong pemahaman perubahan iklim masuk ke dalam kurikulum belajar. "Dengan pendidikan formal bagaimanapun anak-anak menghabiskan waktu yang cukup banyak juga lewat pendidikan formal, maka itu juga hal yang perlu dipikirkan untuk membuat 2 track yaitu lewat pendidikan formal dan informal untuk memperkuat pengetahuan anak-anak," kata Said.

Menurut Said, Indonesia belum cukup terintegrasi antara pendidikan formal dalam hal ini kurikulum dengan mitigasi perubahan lingkungan. "Indonesia itu mitigasi perubahan iklim bahkan tidak spesifik perubahan iklim akan tetapi mengenai lingkungan. Itu saja hanya ditempelkan tidak menjadi terintegrasi pada kurikulum. Ditempelkan umumnya pada mulok (muatan lokal) yang itu akan sangat tergantung pada kebijakan pemerintah daerah lagi-lagi. Kalau kita tahu konsen Pemerintah Daerah pada isu-isu lingkungan dan perubahan iklim sangat kecil," jelasnya.

Said menjelaskan, di negara Asia sendiri sudah banyak negara yang memasukan mitigasi perubahan iklim ke dalam kurikulum pendidikan formalnya 50-100%. Beberapa negara Asia diantaranya Kamboja, India, Jepang.

Baca Juga: Getol Temui Relawan, Hilang Hadapi Massa Demonstrasi, Elite Demokrat Kuliti Jokowi: Katanya Rindu...

Dengan menghubungkan topik-topik yang relevan dan nyata, akan meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep dasar dan nilai-nilai yang sesuai. Dengan begitu, diharapkan memberikan kontribusi terhadap pendidikan perubahan iklim, meningkatkan pemahaman akan dampak perubahan iklim, serta mengubah perilaku dalam menjaga kelestarian alam demi kualitas hidup generasi sekarang dan masa yang akan datang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: