Approval Rating Jokowi Tinggi, Kalahkan Yoon Suk Yeol hingga Joe Biden

Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei terbaru Poltracking Indonesia periode 21-27 November menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) miliki angka approval rating yang tinggi berkat kinerjanya di pemerintahan. Orang nomor satu di Indonesia tersebut memiliki angka approval rating sebesar 73,5 persen.

Dengan approval rating tersebut, Presiden Jokowi mengungguli perolehan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga: Media Asing Soroti Berantakannya Proyek Kebanggaan Jokowi 'IKN', Rocky Gerung: Itu Bahayanya Dengar Para Pembisik

"Publik yang merasa puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo 73,5 persen," ungkap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda di acara Rilis Temuan Survei Nasional Poltracking Indonesia Proyeksi Ekonomi Politik Nasional: Catatan Akhir Tahun Kinerja Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf 2022 yang dilakukan secara daring, Jakarta, Kamis (08/12).

Seperti diketahui, Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional pada 21-27 November 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Tak jauh beda, sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei perihal approval rating Presiden Jokowi. Hasilnya, mayoritas responden puas terhadap kinerja Jokowi.

Survei yang dilakukan pada 10-19 Oktober 2022 ini menggunakan metodologi multistage random sampling. Ada 1.200 responden yang diwawancara secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of Error dari survei ini kurang lebih 2,9 persen.

Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, mengatakan kepuasan publik terhadap Jokowi sangat tinggi. 74,2 persen responden, ujarnya, puas atas kinerja Jokowi sebagai presiden.

"Tingkat kepuasan Pak Jokowi sangat tinggi. Tingkat kepuasan mencapai 74,2 persen. Mayoritas pemilih kita puas dengan kinerja Pak Jokowi sebagai presiden," ujar peneliti LSI Adjie Alfaraby.