Jokowi: Cabut PPKM bukan Gagah-gagahan, melainkan Ingin Dorong Ekonomi Tumbuh di Atas 5%

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan, dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022 lalu bukanlah tanpa tujuan. Ia berharap, kebijakan itu mendorong perekonomian RI tumbuh lebih baik dibanding 2022.

"Pada akhir 2022 kemarin, telah kita cabut PPKM bukan untuk gagah-gagahan, tapi memang kajian selama 10 bulan terakhir angka-angka menunjukkan bahwa kita bisa mengendalikan Covid-19," katanya, dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2023, Senin (2/1/2023).

Baca Juga: Pencabutan PPKM, Menko Luhut: Imunitas Masyarakat Mencapai 95%

Jokowi mengatakan, seluruh indikator mencakup angka BOR, positivity rate, dan angka kematian kasus pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terkendali, dan tercatat di bawah standar organisasi kesehatan dunia (WHO).

"Dengan ini semoga nanti bisa mendorong dan men-trigger ekonomi kita untuk tumbuh lebih baik dibanding 2022," ungkap Jokowi.

Dia menilai, perekonomian Indonesia punya prospek yang menjanjikan. Hal ini ia lihat dari indeks pasar modal RI yang tumbuh 4,1%, market cap kapitalisasi pasar juga tumbuh 15%, dan dominasi investor muda di pasar modal.

"Meski optimis, perlu waspada dan hati-hati. Tantangan di tahun 2022, utamanya ekonomi global dengan ketidakpastian yang sulit dihitung dan sulit dikalkulasi, kita berharap ekonomi kita masih bisa tumbuh di angka di atas 5%," paparnya.

Jokowi menyampaikan, berkaca dari perekonomian RI pada 2022 yang dipastikan sudah di atas 5%, ia berharap pada 2023 ini masih bisa bertahan di atas 5%.

"Kita harus optimis bahwa kita bisa menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada dan bisa mengarungi 2023 (yang disebut sebagai) tahun ujian dengan ekonomi yang lebih baik," harapnya.