Titah Putin untuk Penerbang Jarak Jauh Rusia, Misi Tahun 2023 Sudah Digariskan

Penerbangan jarak jauh Rusia akan terus memiliki peran dalam operasi militer Moskow di Ukraina pada tahun 2023 dan harus menguasai peningkatan armada baru, kata Letnan Jenderal Sergey Kobylash, kepala komando udara jarak jauh.

"Program pelatihan operasional dan tempur yang direncanakan untuk tahun ini mencakup penggunaan alat penghancur udara,” tambah Kobylash pada Senin (2/1/2023), seperti dikutip oleh Kementerian Pertahanan.

Baca Juga: Rusia Mungkin Pukul Mundur Ukraina, NATO: Tahun Baru, Perang Baru

Pilot juga akan terus melatih dan meningkatkan keterampilan mereka dalam bekerja dengan sistem kontrol otomatis dan dukungan informasi untuk senjata presisi tinggi, tambahnya.

“Tugas-tugas itu akan dilakukan pada tahun 2023 sebagai bagian dari partisipasi penerbangan jarak jauh dalam operasi militer khusus,” kata komandan itu, mengungkapkan keyakinannya bahwa semua tujuan pasukan akan tercapai melalui kerja keras semua personelnya.

Bulan lalu, Kobylash mengatakan kepada surat kabar militer Rusia Krasnaya Zvezda bahwa sebagian besar awak pasukan telah menerima pengalaman tempur selama konflik di Ukraina.

Penerbangan jarak jauh Rusia --yang merupakan bagian dari triad nuklir negara tetapi juga dapat membawa senjata konvensional-- saat ini bergantung pada tiga jenis pesawat, termasuk pembawa rudal strategis Tu-95MS dan Tu-160, dan pembom jarak jauh Tu-22M3.

Sesaat sebelum Tahun Baru, kekuatan itu diperkuat oleh pembom Tu-22M3 modern lainnya. Dua pesawat Tu-160M juga telah diserahkan untuk uji terbang. Salah satunya adalah versi upgrade dari pesawat yang ada, sementara yang lain dibangun dari awal, sebagai bagian dari upaya Rusia baru-baru ini untuk memulai kembali program pembuatan pesawat strategisnya.

Bulan lalu, Ukraina melakukan setidaknya dua upaya untuk menyerang lapangan terbang yang menampung awak penerbangan jarak jauh, jauh di dalam wilayah Rusia, di wilayah Saratov dan Ryazan.

Menurut Kementerian Pertahanan, drone jet “buatan Soviet” yang dimodifikasi, yang menargetkan pangkalan Engels dan Dyagilevo, ditembak jatuh oleh pertahanan udara. Namun, puing-puing dari UAV yang hancur akhirnya menewaskan enam prajurit di darat dan pada satu kesempatan menimbulkan kerusakan kecil pada dua pesawat.