Megawati Singgung Ibu-Ibu Pengajian, Balasan Ulama NU Tegas: Prioritas Utama Ibu-Ibu Itu Ya Mengurus Anak!

Warta Ekonomi, Jakarta -

Tokoh demi tokoh ikut bersuara menanggapi pernyataan Megawati Soekarnoputri mengenai ibu-ibu yang senang pengajian. Salah satunya datang dari kiai atau ulama Nahdlatul Ulama (NU).

Pengasuh Pesantren Al Mizan Majalengka yang sekaligus menjadi tokoh muda NU, KH Maman Imanulhaq, menilai bahwa penggiringan opini atas pernyataan Megawati mengenai ibu-ibu pengajian ada kaitannya dengan tingkat literasi masyarakat yang masih rendah. Akibatnya, Megawati telanjur digambarkan sebagai tokoh yang antipengajian, sedangkan maksud substansialnya diabaikan.

Baca Juga: Tokoh NU Bongkar Maksud Megawati Soal Ibu-Ibu Pengajian: Jangan Overdosis Pengajian Sampai Lupa Kewajiban Utama

"Ini makin membuktikan bahwa masyarakat kita butuh yang namanya literasi digital sehingga tidak hanya sekadar lihat judul besar yang di-framing orang adalah Megawati tidak mau ibu-ibu datang ke pengajian," ungkap Maman dalam YouTube MindTV Indonesia, disimak pada Rabu, 1 Maret 2023.

Padahal, kata Maman, secara substansial, Megawati tidak menyatakan bahwa dia tidak mendukung pengajian, tetapi justru mempertanyakan mengenai bagaimana cara ibu-ibu menempatkan prioritas. Dalam hal ini, Maman menyebut salah satunya adalah prioritas mengurus anak-anak.

"Beliau bukan menyatakan bahwa dia tidak mendukung pengajian, tetapi menanyakan soal bagaimana cara para ibu itu untuk menempatkan mana yang prioritas, mana yang di bawah prioritas. Prioritas ibu-ibu itu adalah mengurus anak-anak," lanjutnya.

Mengapa demikian, Maman menyinggung mengenai peran ibu dalam melahirkan generasi berkualitas. Dari seorang ibu, lahir manusia-manusia yang akan menjadi imam masa depan. Itulah sebabnya, Maman menilai para ibu harus memastikan anak-anaknya sehat dari segala aspek, termasuk soal gizi.

Baca Juga: Pernyataan Megawati yang Serang Ibu-ibu Pengajian Dinilai Bisa Berakibat pada Islamophobia

"Peran seorang ibu adalah dia harus melahirkan imam, manusia-manusia yang berkualitas, harus menjadi imam di kelompok-kelompok masyarakat yang berkualitas di sisi apa pun. Secara fisik dia sehat, secara intelektual dia tercerahkan, dia tidak mengalami gizi yang buruk, stunting dan lain sebagainya," sambungnya.