Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beredar Video Pemuda Cium Tangan Habib Bahar, Muannas Alaidid: Itu Tak Pantas!

Beredar Video Pemuda Cium Tangan Habib Bahar, Muannas Alaidid: Itu Tak Pantas! Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ramai diperbincangkan di Twitter terkait video dari Habib Bahar dan dua orang lainnya. Dalam video tersebut ulama asal Manado itu terlihat duduk di sebuah kursi. Kemudian terlihat dua orang yang duduk lebih rendah dihadapannya.

Salah-satunya bahkan tidak henti menciumi tangan Habib kontroversial itu. Meski tangannya dicium, Habib Bahar tetap fokus dengan ponsel yang dipegangnya. Terlihat kedua orang itu berbicara dengan gesture tubub yang sangat sopan dan menunduk kepadanya.

Video ini kemudian mendapatkan berbagai komentar dari pengguna twitter. Salah-satunya adalah pengacara bernama Muannas Alaidid. Dia sendiri merupakan pengacara yang pernah menangani kasus Muhammad Rizieq Shihab.

Pria 42 tahun itu membagikan kembali video tersebut dan menyinggung tentang rasa hormat. "Setelah lihat video ini, ucapan Nabi soal orang yg mesti kita hormati didunia ini ‘ibumu, ibumu, ibumu kemudian bapakmu’," katanya dikutip Selasa (28/3/2023).

Menurutnya dengan menyalsikan video tersebut, rasa hormat yang disebutkan oleh Nabi tidak lagi penting menurut sebagian orang."Menjadi tidak penting lagi, hanya ibu yang kasihnya sepanjang masa, hormati kedua orang tuamu tanpa imbalan dan pamrih," sambungnya.

Dia kemudian menyebut jika dzuriyah (anak, cucu keturunan besar atau kecil) seharusnya tidak memerlukan kehormatan, cukup dengan dia menampakkan akhlak yang baik.

"Dzuriyah mestinya ga butuh kehormatan, cukup tampakkan akhlakul kharomah," katanya. Dia pun mengomentari jika seharusnya tidak pantas bagi seseorang mencium tangan (Habib Bahar) yang disebutnya sering melontarkan makian, hinaan, fitnah dan sebagainya kepada sesama manusia.

"Tak pantas kita mencium tangan siapapun yang keluar dari mulutnya setiap hari hanya hinaan, makian, fitnah, umpatan dsb kpd sesamanya," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: