Upaya pemerintah dan PT PLN (Persero) untuk melaksanakan Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan batu bara digantikan dengan biomassa menjadi tantangan tersendiri bagi PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI).
Sekretaris perusahaan PLN EPI Mamih Setiawan mengatakan, pengembangan biomassa ke depan menjadi hal yang penting untuk dilakukan guna memenuhi pasokan untuk PLTU di Indonesia.
Meski penting dilakukan, ia menyebut untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut terdapat beberapa tantangan dan dibutuhkan campur tangan pemerintah guna menjaga ketahanan energi nasional.
Baca Juga: PLN Kembangkan PLTP Ulumbu, Gubernur NTT: Provinsi Ini Akan Kaya dalam 15-20 Tahun Mendatang
"Tanpa dukungan dari pemerintah persaingan harga ketat sekali, dan keterbatasan pasokan," ujar Mamit dalam Media Gathering, Sabtu (20/5/2023).
Mamit mengatakan, PLN EPI sendiri memiliki target untuk mendorong pemanfaatan biomassa untuk menekan CO2 mencapai 11,6 juta ton per tahun.
Dengan kebutuhan tersebut, dirasa butuh campur tangan dari pemerintah untuk membantu perseroan dalam memenuhi kebutuhan daripada biomassa.
"Harga biomassa untuk diekspor jauh lebih murah ketimbang dijual ke PLN," ujarnya.
Lanjutnya, untuk dapat melaksanakan tugas dalam memasok bahan bakar kepada PLTU terpenuhi, salah satu opsi yang diusulkan yaitu pengenaan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).
"Ini Ide dukungan. Harga pasar luar ini jauh lebih bagus dari pada harga dalam negeri. Dengan dukungan ini, (bisa berupa) kebijakan berapa persen diserap dari dalam negeri, tidak harus 25% (tapi) diharapkan bisa menutupi target co-firing itu," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement