Anies Baswedan Masih Berjaya di Jakarta Menurut Survei Terbaru

Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan masih berjaya di wilayah DKI Jakarta terkait pilpres 2024 berdasarkan survei terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia.

Anies menurut survei yang dilakukan memeroleh 37,1 persen suara di wilayah yang 2017-2022 lalu dipimpinnya.

Di posisi kedua ada Prabowo Subianto dengan 32,9 persen dan Ganjar Pranowo dengan 25,3 persen.

“Saat ini selisih ketiganya sangat tipis, semula terutama di pertengahan hingga akhir oktober yang mendominasi Anies 51,5 persen, sekarang semakin mendekat selisihnya meski secara angka absolut masih Anies-Muhaimin. DKI Sekarang selisihnya sangat dekat antara Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin,” jelas peneliti utama Indikator Rizka Halida dalam rilis survei secara online yang dilaksanakan Sabtu (9/12/23) dilihat dari kanal Youtube Indikator Politik.

Baca Juga: Nggak Cuma Pas Nyapres, Ternyata Anies Baswedan Sudah Lama Suarakan Pemiskinan Koruptor!

Sementara itu, terkait elektabilitas paslon secara nasional, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bin Jokowi unggul dengan 45,8 persen suara. Diikuti posisi kedua Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 25,6 persen dan Anies-Muhaimin Iskandar 22,8 persen.

“Prabowo-Gibran unggul signifikan dari Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin,” lanjut rilis tersebut.

Sementara itu, pada pertanyaan ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?’ Prabowo memeroleh angka tertinggi dengan 44,9 persen.

Prabowo diikuti Ganjar di posisi kedua dengan 24,7 persen dan Anies 22,6 persen. Tidak tahu/tidak jawab sebesar 7,9 persen.

Keunggulan tipis Ganjar atas Anies disebut masih dalam rentang margin of eror sehingga tidak bisa dipastikan siapa yang unggul di antara keduanya. Meski Ganjar secara angka masing unggul, tak menutup kemungkinan Anies justru yang lebih unggul

“Anies-Ganjar masih selisih margin of eror, kita sebenarnya tidak tahu siapa yang unggul antara keduanya karena perbedaannya sedikit," jelas pendiri Indikator Burhanudin Muhtadi dalam acara yang sama.

Untuk diketahui, survei indikator yang dilakukan tatap muka secara nasional yang dilakukan pada 23 November-1 Desember 2023 menggunakan penarikan sampel metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 15 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Papua. Sehingga total sample sebanyak 5.380 responden.