- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Ini Cara PGN Hadapi Tantangan Optimasi Utilisasi Gas Bumi di Masa Transisi
PT PGN Tbk memastikan akan terus mendukung peningkatan utilisasi gas bumi dan sinergi pengelolaan seluruh rantai bisnis gas bumi dari hulu hingga hilir di masa transisi energi.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, mengatakan untuk menjawab tantangan tersebut PGN menerapkan prinsip kesetimbangan dari Tiga Pilar (Trilema) Energi.
Sekaligus agar upaya optimalisasi utilisasi gas bumi tersebut dapat terealiasi di lapangan dan peran gas bumi sebagai energi transisi menuju target Net Zero Emission tahun 2060 dapat diwujudkan.
Baca Juga: GasKu, Solusi Ramah Lingkungan dari PGN untuk Transportasi Publik di Indonesia
Rosa menyebut, dalam upaya menjaga Energy Security, PGN optimis dapat berperan secara aktif dalam mempertahankan ketahanan energi, terutama dalam pemanfaatan gas bumi.
Dengan memiliki jaringan infrastruktur gas bumi seluas lebih dari 31 ribu km dan 4 terminal LNG, PGN memegang peran penting sebagai pengelola jaringan infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia.
Jaringan ini diharapkan dapat menjamin pasokan gas bumi yang handal dan terinterkoneksi di berbagai wilayah Indonesia. Ke depan, PGN melihat adanya potensi pasokan yang cukup besar di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Bagian Utara, Sulawesi, Kalimantan Timur, dan Papua.
“PGN menjaga agar pasokan energi dalam negeri yang didistribusikan dapat menjangkau wilayah yang luas namun dengan layanan yang efektif dan efisien. PGN juga akan terus mengembangkan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan, dimana dari potensi pasokan gas bumi mendatang didominasi oleh jenis Liquified Natural Gas (LNG),” ujar Rosa dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (20/2/2024).
Rosa mengatakan, pada prinsip Energy Equity, PGN berupaya menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Dimana, jika dibandingkan dengan energi lainnya, harga gas bumi relative lebih terjangkau. PGN menyediakan gas bumi dengan layanan berkisar USD 6 – 13,87 per MMBTU. Harga tersebut masih dibawah RON 90 (Pertalite) sebesar USD 17,3, LPG – 12 KG sebesar USD 26,20, dan HSD sebesar USD 41,18.
Sedangkan dari sisi Environmental Sustainability, PGN mencermati target penurunan emisi saat ini dan masa depan yang menjadi perhatian dunia.
Maka PGN ingin menciptakan pemanfaatan energi gas bumi, termasuk LNG, sebagai pilihan utama. Mengingat gas bumi merupakan energi yang relative lebih ramah lingkungan dengan tingkat emisi karbon paling rendah dibandingkan dengan batu bara dan fossil fuel lainnya.
Rosa menyebut, emisi karbon gas bumi sebesar 59 KG CO2 per MMBTU, jauh lebih rendah dari LPG (66 KG CO2 per MMBTU), Gasoline (72 KG CO2 per MMBTU), Petroleum (77 KG CO2 per MMBTU) dan Batu Bara (98 KG CO2 per MMBTU).
Menurut Rosa, optimalisasi utilisasi gas bumi di masa transisi energi penting untuk ketahanan energi. Produksi minyak terus menurun, gas pipa juga terus menurun, sementara konsumsi energi dari hari ke hari semakin meningkat yang akhirnya berpotensi berdampak terhadap peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan.
Baca Juga: PGN Ungkap Sederet Kelebihan BBG Dibanding BBM
"Maka dari itu, perlu utilisasi sumber energi alternatif untuk mengurangi ketegantungan dan impor BBM," ucapnya.
Lanjutnya, Gas bumi dapat menjadi solusi alternatif energi, lantaran cadangan gas bumi di Indonesia dan dunia lebih banyak dari cadangan minyak.
“Dari aspek keekonomian akan lebih menguntungkan. Selain itu, perencanaan utilisasinya dalam lebih jangka panjang menjadi penting untuk dilaksanakan. Kami tidak bisa berjalan sendiri sebagai badan usaha di sektor midstream dan downstream. Perlu sinergi dan komunikasi yang intensif serta gotong royong seluruh stakeholder untuk muara layanan masyarakat akan layanan energi yang transparan dan andal,” ungkapnya.
Dengan jumlah sumber gas yang melimpah, selain dapat disalurkan ke sektor pelanggan eksisting yang sudah dilayani seperti Kelistrikan, Industri, Transportasi darat, UMKM, Komersial dan Rumah Tangga, pemanfaatannya gas bumi dapat diperluas ke pengguna gas yang kebutuhannya dalam jumlah besar seperti sea & land logistics transportation, refineries, lifting oil, dan power generation.
Diharapkan dengan perluasan dan peningkatan volume utilisasi gas bumi domestik, maka multiplier effect yang dirasakan oleh masyarakat dan negara juga akan semakin optimum.
“Sinergi antara pemerintah dan badan usaha migas memiliki andil yang sangat krusial, agar rantai pengelolaan pemanfaatan gas bumi secara berkelanjutan dan memberi dampak yang positif dalam jangka panjang,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement