Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Pilgub NTT 2024, Melki Laka Lena dan Ansy Lema Bersaing Ketat

Survei Pilgub NTT 2024, Melki Laka Lena dan Ansy Lema Bersaing Ketat Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Svadyaya Riset Nusantara melakukan survei Pilgub untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2024. Pemilihan daerah NTT dipandang menarik karena kontestasi akan berlangsung tanpa petahana, yaitu Victor Laiskodat yang telah berhasil menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029.

Dua nama kandidat bakal calon gubernur (bacagub) untuk Pilgub Provinsi NTT 2024, Melki Laka Lena dan Ansy Lema menempati posisi atas dalam hasil Survei Pilgub Provinsi NTT 2024 yang dirilis oleh Svadhyaya Riset Nusantara.

Elektabilitas kedua kandidat tersebut tidak terpaut jauh, Melki Laka Lena menjadi yang tertinggi dengan angka 27,45%, diikuti oleh Ansy Lema dengan angka 25,15%.

Hasil survei Svadhyaya Riset Nusantara tersebut juga memperlihatkan persaingan elektabilitas nama kandidat lainnya, yaitu Benny K. Harman (22,25%), Fransiskus Xaverius Lara Aba (10,15%), Simon Petrus Kamlasi (7,71%), Julie Laiskodat (5,15%), dan Johni Asadoma (0,05%).

Sementara itu, persentase swing voters atau belum menentukan pilihan menunjukkan angka yang relatif kecil yaitu 1,90%, dan responden yang tidak memilih atau golput sebanyak 0,10%.

"Nama-nama popular, seperti Imanuel Melkiades Laka Lena dan Yohanis Fransiskus Lema di Provinsi NTT masih bertengger di daftar atas hasil top of mind para responden. Meski begitu, nama-nama baru di juga mampu masuk 5 besar top of mind responden, seperti Fransiskus Xaverius Lara Aba dan Simon Petrus Kamlasi,” ujar Gery Gugustomo selaku Direktur Svadhyaya Riset Nusantara dalam rilis survei Svadhyaya di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Hasil survei tidak banyak perbedaan ketika dilakukan simulasi top of mind yang dilakukan terhadap 4 nama kandidat. Melki Laka Lena dan Ansy Lema sama-sama menempati posisi teratas meski berada pada kelompok simulasi yang berbeda.

Melki Laka Lena mendapatkan elektabilitas sebesar 28,98%, bersaing dengan Simon Petrus Kamlasi (25,26%), Johni Asadoma (16,98%), dan Fransiskus Xaverius Lara Aba (12,67%). Pada simulasi ini, swing voters berada pada angka 10,05 persen.

Kemudian pada simulasi terhadap 4 nama kandidat lainnya, Ansy Lema mendapatkan elektabilitas 27,25%, bersaing dengan Benny K Harman (25,38%), Fransiskus Xaverius Lara Aba (17,25%), dan Julie Laiskodat (15,55%). Pada simulasi tersebut Swing voters berada pada angka 9,55%.

Sedangkan, ketika simulasi dilakukan tanpa nama Melki Laka Lena dan Ansy Lema, nama yang mencuat justru Fransiskus Xaverius Lara Aba ke posisi teratas. Tingkat elektabilitas Fransiskus Xaverius Lara Aba sebesar 36,81%. Disusul Emelia Julia Nomleni (28,97%), Orias Petruk Moedak (11,27%), dan Fransiscus Go (8,60%). Pada simulasi tersebut, swing Voters mencapai angka 10,52%.

Nama Frans Aba dalam keterangan para responden, terpantau sudah melakukan kampanye sepanjang satu tahun terakhir. Frans Aba merupakan putra daerah NTT yang berprofesi sebagai akademisi dan tidak berparpol.

Nama Frans Aba juga sudah masuk dalam peredaran nama-nama kandidat bacagub Provinsi NTT, dan dalam berbagai pemberitaan, terlibat di dalam pembahasan beberapa parpol yaitu PKB, PAN, dan HANURA terkait Pilgub NTT. Perkembangan terakhir, terdapat perubahan lanskap politik NTT, partai-partai tersebut membentuk koalisi masing-masing.

"Jika melihat hasil analisis tabulasi silang, Frans Aba sebenarnya berpotensi mendapat growth popularity/electability, tetapi karena tidak dapat dukungan parpol di awal, maka upaya apapun yang dilakukan tidak menjadi pertimbangan pragmatis parpol,” jelas Gery.

Terkait kemantapan responden terhadap pilihannya, sebanyak 56,45% responden menyatakan masih mungkin berubah. Sedangkan 40,40% responden sudah merasa mantap dengan pilihannya, dan 3,15% responden enggan menjawab.

Ketika ditanya alasan terkait potensi perubahan pilihan, 35,99% responden mengatakan masih melihat visi dan misi dari para calon. Sedangkan 15,55% responden mengatakan pilihannya dapat berubah jika ada calon yang mereka nilai lebih bagus.

“Di dalam simulasi terhadap 4 kandidat, swing voters berada di angka 8-10%. Angka yang cukup kecil untuk mendapatkan tambahan dukungan baru dari pemilih. Meski demikian, kandidat perlu memperhatikan sebanyak 56,45% responden masih mungkin untuk mengubah pilihannya, bergantung pada visi-misi cagub yang sosialisasikan kepada masyarakat,” jelas Gery.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: