Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Kekeringan, Kementan Turun Hadirkan Pompa Air di Subang

Hadapi Kekeringan, Kementan Turun Hadirkan Pompa Air di Subang Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengintensifkan distribusi bantuan berupa pompa air untuk wilayah yang mengalami kekeringan, terbaru adalah Desa Rancadaka, Subang, Jawa Barat.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Andi Nur Alam Syah, menjelaskan bahwa bantuan ini mencakup dua unit pompa air berukuran 6 inch untuk Desa Rancadaka dan Patimban, serta satu pompa air 3 inch untuk Desa Kotasari. Selain itu, Brigade Kodim juga menyumbangkan satu pompa 3 inch, sementara usulan untuk penambahan irigasi perpompaan sebanyak satu unit masih dalam proses.

Baca Juga: Kementan Dukung Program Revitalisasi Industri Pupuk untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian Nasional

Peningkatan debit air dari aliran PJT juga tengah diupayakan guna mendukung upaya pompanisasi ini. Setidaknya diperlukan debit air sebesar 6 m³/detik untuk mengairi lahan pertanian di beberapa desa, termasuk Desa Rancadaka.

"Sudah ada bantuan pompa air. Selain itu, irigasi perpompaan sedang diusulkan sebanyak 1 unit," ujar Andi, dilansir Selasa (03/09/2024).

Andi juga menyebut bahwa pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk mempercepat penggiliran air agar pasokan air dapat mencukupi kebutuhan di daerah yang terdampak. Jika bantuan yang ada masih dianggap kurang, Kementan siap mempertimbangkan penambahan unit pompa.

Lebih lanjut, Andi menegaskan komitmen Kementan untuk memastikan kekeringan ini tidak mengganggu produksi padi di wilayah tersebut. Dinas Pertanian Subang sendiri telah mengusulkan penambahan dua pompa berukuran 6 inch untuk Desa Rancadaka dan Desa Kotasari.

Baca Juga: Siap Mengawal Kehijauan Sawit, Kementan Jamin Ketersediaan Biodiesel B50

Kepala Desa Rancadaka juga melaporkan bahwa dari total 869 hektare lahan pertanian di desa tersebut, hanya sekitar 250 hektare yang berhasil ditanami. Sisanya belum bisa ditanami akibat kurangnya pasokan air. Beliau juga mengharapkan agar sodetan Compreng dibuka untuk memungkinkan aliran air mencapai wilayah hilir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: