Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Founder Ethical Hacker Buka Suara soal Isu Ransomware Serang BRI, Ternyata Cuma Hoaks?

Founder Ethical Hacker Buka Suara soal Isu Ransomware Serang BRI, Ternyata Cuma Hoaks? Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Founder of Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, menanggapi kabar soal serangan ransomware yang diklaim menarget PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Melalui akun resmi X @secgron, ia mengungkapkan keraguannya terhadap isu tersebut. Pasalnya, data yang disebut-sebut dibocorkan oleh pelaku dinilai tidak cukup meyakinkan.

"7 hari yang lalu ada isu bahwa Bank BRI jadi korban ransomware berdasarkan klaim dari Bashe, group yang masuknya masih baru. Karena data yang dilampirkan tidak cukup meyakinkan, akhirnya memilih untuk gak publish apapun terkait insiden ini. Lalu, benar gak sih BRI jadi korban ransomware?" ujar Teguh melalui akun resmi X @secgron, Rabu (25/12/2024).

Baca Juga: Disebut Kena Serangan Ransomware, BRI Klaim Sistem Tetap Berjalan Normal

Diketahui, isu ini pertama kali mencuat pada 18 Desember 2024 ketika akun FalconFeeds.io di platform X mengunggah peringatan ransomware yang mengklaim bahwa "Bank Rakyat Indonesia telah menjadi korban Bashe Ransomware."

Dalam unggahan tersebut, FalconFeeds.io juga menyertakan tangkapan layar berupa hitungan mundur batas waktu tebusan yang diberikan Bashe hingga 24 Desember 2024.

Namun, saat tenggat waktu habis, Teguh mengungkapkan bahwa data yang dirilis oleh pelaku hanya kebohongan belaka.

"Setelah tenggat waktunya udah habis, akhirnya datanya dirilis oleh pelaku. Isi datanya cuma 1 file excel yang isinya cuma 100 row data yang match dengan salah satu dokumen di scribd dan pdfcoffee. Mari tepuk tangan untuk Bashe, group ransomware terkocak sepanjang masa," katanya.

Baca Juga: BRI Buka Layanan Operasional Terbatas Periode Nataru 2025

Sejalan dengan itu, pihak BRI sebelumnya juga telah memastikan bahwa tidak ada serangan ransomware yang terdeteksi pada sistem mereka.

Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menyatakan bahwa layanan perbankan tetap berjalan normal tanpa gangguan.

"BRI telah melakukan asesmen mendalam dan tidak menemukan adanya ancaman ransomware terhadap sistem kami. Asesmen lebih lanjut juga menunjukkan bahwa data yang dipublikasikan bukanlah data keluaran dari sistem BRI," ungkapnya melalui Instagram resmi @bankbri_id.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: