Industri Asuransi Umum Catat Kenaikan Hasil Investasi 19,8%, Namun Laba Terkoreksi

Industri asuransi umum mencatat kenaikan hasil investasi sebesar 19,8% pada 2024, naik dari Rp6,20 triliun di 2023 menjadi Rp7,43 triliun. Reasuransi juga mengalami peningkatan hasil investasi sebesar 8,4% menjadi Rp1,17 triliun. 

Sebaliknya, industri asuransi jiwa mengalami kontraksi tajam dengan hasil investasi yang anjlok 24,8%. Dari Rp31,80 triliun pada 2023, hasil investasi sektor ini turun menjadi Rp23,91 triliun pada 2024.

Meski hasil investasi asuransi umum tumbuh, tekanan defisit underwriting membuat laba setelah pajak industri asuransi umum menjadu minus Rp10,13 triliun pada 2024. Reasuransi juga mengalami tekanan serupa dengan minus Rp0,33 triliun.

Baca Juga: Industri Asuransi Umum Tumbuh 8,7% pada 2024, Premi Capai Rp112,86 Triliun

Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bidang Statistik dan Riset, Trinita Situmeang, menjelaskan bahwa lonjakan cadangan premi dan cadangan klaim asuransi umum menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan laba dan hasil underwriting.

“Kenaikan cadangan premi maupun cadangan klaim tentu akan memengaruhi laba. Jadi, pasti akan terpengaruh,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Cadangan premi industri asuransi umum melonjak drastis dari Rp3,44 triliun pada 2023 menjadi Rp22,27 triliun pada 2024. Sementara itu, cadangan klaim menjadi Rp5,28 triliun.

Kenaikan beban pencadangan ini berdampak besar pada hasil underwriting, yang menjadi minus Rp1,5 triliun di 2024. Fenomena serupa juga terjadi di sektor reasuransi yang mengalami perbaikan mekanisme pencadangan, baik untuk premi maupun klaim, sehingga semakin menekan kinerja keuangan industri.