Bappenas Gandeng BPI Danantara untuk Genjot Investasi Proyek Strategis Nasional

Pemerintah terus mematangkan strategi pembangunan nasional melalui kolaborasi lintas lembaga. Kali ini, Kementerian PPN/Bappenas menggandeng Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) guna mendorong investasi pada Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tidak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dan Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani.

Menurut Rosan, kerja sama ini merupakan langkah awal yang penting dalam memperkuat sinergi antarlembaga demi mengejar target ambisius pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

“Kolaborasi antarkementerian dan badan seperti ini harus terus diperkuat,” ujar Rosan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (14/4/2025).

Baca Juga: Diminta Jadi Liquidity Provider, Pandu Sjahrir Ungkap Danantara Siap Guyur Dana ke Pasar Modal

Rosan menekankan bahwa kolaborasi ini tak hanya menyangkut koordinasi teknis, tetapi juga mencakup identifikasi proyek potensial, sinkronisasi regulasi, pengembangan skema investasi kreatif, hingga manajemen risiko lintas sektor. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi prioritas agar pengelolaan investasi berjalan semakin profesional dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Sementara itu, Rachmat Pambudy mengungkapkan bahwa dua proyek unggulan telah masuk radar kerja sama antara Bappenas dan BPI Danantara. Proyek tersebut meliputi pembangunan jalan tol terintegrasi dengan utilitas di Pulau Sumatera dan pengembangan lapangan abadi Masela di Maluku. Selain itu, sejumlah proyek pendukung swasembada energi serta kawasan industri dan logistik juga tengah dipersiapkan.

Rachmat menekankan pentingnya penerapan prinsip tata kelola yang baik (good governance), kepatuhan terhadap hukum (compliance), serta manajemen risiko dalam pelaksanaan PSN.

“BPI Danantara kami harapkan jadi penggerak utama menuju Indonesia Emas, bukan hanya lewat pengelolaan dana yang bijak, tapi juga melalui sinergi kuat antara pembiayaan negara dan potensi anak bangsa,” tutur Rachmat.