Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Di balik populernya platform e-commerce Blibli, ada sosok yang jarang tampil di depan publik, Martin Basuki Hartono. Ia bukan hanya pendiri Blibli, tetapi juga bagian dari keluarga konglomerat pemilik Djarum Group dan Bank Central Asia (BCA).
Martin Hartono lahir pada 12 Desember 1973 sebagai putra dari Robert Budi Hartono, salah satu orang terkaya di Indonesia. Meski terlahir dalam keluarga kaya raya, Martin menjalani hidup dengan sederhana dan minim sorotan. Ia lebih dikenal karena pencapaiannya membangun bisnis digital daripada sekadar statusnya sebagai pewaris Djarum Group.
Tanpa latar belakang pendidikan formal di bidang teknologi, Martin tetap menunjukkan ketertarikan besar terhadap dunia digital dan teknologi informasi. Ia mendalaminya secara otodidak dan melalui pengalaman nyata di dunia bisnis.
Setelah menghabiskan sekitar satu dekade di Djarum Group, pada tahun 2008 Martin mendirikan PT Sarana Menara Nusantara, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendirian tower jaringan. Berkat pengalaman dan visinya, perusahaan ini berkembang dengan baik.
Pada tahun 2010, Martin melangkah lebih jauh dengan mendirikan PT Global Digital Prima (GDP) Venture, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada pendanaan startup digital dan bisnis online. Melalui GDP, ia berinvestasi di berbagai perusahaan digital besar Indonesia seperti Kaskus, Tiket.com, Halodoc, IDN Media, Kumparan, dan Cermati.com.
Salah satu langkah visioner Martin adalah mendirikan Blibli.com pada tahun 2011. Di bawah kepemimpinannya sebagai Komisaris Utama, Blibli tumbuh menjadi salah satu pemain utama e-commerce di tanah air. Puncak kesuksesan Blibli diraih saat perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada November 2022 dengan kode saham BELI — langkah strategis untuk meningkatkan transparansi dan kinerja operasional.
Kisah Martin di dunia startup juga mencatat momen penting ketika ia menjadi investor utama di Kaskus, forum komunitas terbesar di Indonesia. Uniknya, pendiri Kaskus, Andrew Darwis, lebih memilih Martin sebagai partner bisnis dibandingkan tawaran dari raksasa dunia seperti Google, karena visi mereka yang sejalan dalam menjaga aset digital lokal.
Martin Hartono percaya bahwa potensi bisnis digital Indonesia sangatlah besar. Ia meyakini bahwa dengan persiapan yang matang, inovasi, dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia bisa menjadi pemimpin di pasar global. Prinsipnya sederhana namun kuat: penting untuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan zaman.
Baca Juga: 'Akrobat' Darwis Manalu Membangun Darta Corporation, Anak Desa yang Sukses Pimpin Ribuan Karyawan
Baca Juga: Perjalanan Sukses Anthony Tan Membangun Grab dan Merevolusi Transportasi di Asia
Kini, selain memimpin GDP Venture dan PT Sarana Menara Nusantara, Martin juga menjabat sebagai Direktur di PT Djarum dan mengawasi berbagai perusahaan digital yang tengah berkembang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement