Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Besar Bongkar Penyebab Keterlambatan Penerbangan Lion Air

Bos Besar Bongkar Penyebab Keterlambatan Penerbangan Lion Air Kredit Foto: Airbus
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Direktur Lion Group, Daniel Putut Kuncoro, mengungkap alasan di balik masih seringnya keterlambatan jadwal penerbangan maskapainya. Meski mengklaim ada perbaikan dari sisi ketepatan waktu (on-time performance/OTP), ia menyebut masih banyak faktor eksternal yang memengaruhi performa.

“Ada improvement sebetulnya dari sisi on-time performance,” ujar Daniel dalam rapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip pada Senin (26/5/2025).

Menurutnya, perbaikan tersebut sebagian besar disebabkan menurunnya frekuensi penerbangan.

“Apa yang menyebabkan improvement-nya? Tentunya juga terkait dengan beberapa frekuensi yang memang sedang turun. Tadi data Pak Dirjen juga menyampaikan bahwa domestik kita ini 4% dibanding dengan tahun 2024, kemudian 4,2% dibanding dengan tahun 2023,” jelasnya.

Baca Juga: Biaya Maintenance Makin Gendut, Tarif Penerbangan Terancam Melejit

Daniel juga menyoroti pentingnya peran program ramp check yang dijalankan oleh Kementerian Perhubungan. Ia menyatakan, inspeksi rutin tersebut membantu meningkatkan kesiapan armada dan mendukung peningkatan OTP dari sisi teknis.

“Kami apresiasi kepada Kementerian Perhubungan Dirjen Udara yang selalu giat melaksanakan ramp check ataupun inspeksi kepada kami di lapangan sehingga nanti trennya terhadap kerusakan pesawat itu menjadi membaik,” ujarnya.

Namun, Daniel menegaskan bahwa keterlambatan penerbangan bukan hanya dipicu masalah teknis. Jalur penerbangan dari Jakarta menuju wilayah timur Indonesia disebut kerap mengalami gangguan. Cuaca buruk pun menjadi tantangan yang signifikan.

“Lebih baik tidak mendarat di dalam kondisi cuaca yang tidak baik daripada kita paksakan pesawat itu mendarat dengan konsekuensi dan risiko yang tentunya lebih membahayakan,” tegasnya.

Baca Juga: Kemenhub Soroti Dominasi Maskapai Asing di Penerbangan Haji dan Umrah, Minta Revisi UU Haji

Ia menambahkan bahwa konektivitas antarterminal di Bandara Soekarno-Hatta juga menjadi kendala tersendiri. Daniel mencontohkan kesulitan penumpang dalam berpindah dari Terminal 1A ke Terminal 3, yang menghambat efisiensi koneksi antarmaskapai.

“Dari Medan mau ke Jayapura... Lion itu mendaratnya di Terminal 1A, Garuda mendaratnya di Terminal 3, berangkat dari Terminal 3, bagaimana menghubungkan Terminal 1A dengan Terminal 3?” ujarnya.

Daniel pun menilai KA Layang (Kalayang) perlu di-re-desain agar lebih mendukung konektivitas antarterminal. Ia menyebut posisi Kalayang saat ini masih berada di luar bangunan terminal, sehingga belum efektif.

“KA Layang juga sebetulnya menurut kami harus di-re-desain karena posisinya masih di luar dari bangunan terminal,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: