Kredit Foto: Istimewa
Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) ditutup melemah pada Selasa (1/7). Penurunan ini dipimpin oleh pelemahan saham teknologi berkapitalisasi besar di tengah kondisi pasar yang volatil dan likuiditas musiman yang rendah di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Rabu (2/7), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Saham Amerika Serikat:
- Nasdaq Composite (IXIC): anjlok 0,82% ke 20.202,89,
- S&P 500 (SPX): turun tipis 0,11% ke 6.198,01,
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): menguat 0,91% ke 44.494,94.
Para investor berhadapan dengan perdagangan yang bergejolak, di tengah optimisme terhadap stimulus fiskal dan kekhawatiran atas konsentrasi pasar yang terlalu berat pada segelintir saham teknologi.
"Ada level overbought yang sangat tinggi pada sektor teknologi dan Nasdaq dalam beberapa pekan terakhir," ujar Managing Director Equities Trading Mizuho Americas, Farz Azarm.
"Hari ini kita melihat aksi lepas posisi secara besar-besaran dari pergerakan tersebut," tambahnya.
Aksi jual saham megacap seperti perusahaan teknologi dan saham momentum lainnya, yang telah mencatat kenaikan besar dalam beberapa minggu terakhir, membuat pasar rentan terhadap fluktuasi tajam.
Dari sisi kebijakan, Presiden AS, Donald Trump menyatakan tidak berencana memperpanjang tenggat 9 Juli untuk negosiasi dagang. Hal itu meredakan kekhawatiran pasar atas ketidakpastian perdagangan yang berkepanjangan.
Senat AS juga meloloskan paket rancangan aturan pemotongan pajak dan belanja, mendorong optimisme atas potensi efek stimulatif fiskal, meski di sisi lain menambah beban defisit sebesar triliunan dolar.
Dari sisi ekonomi, data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lowongan pekerjaan meningkat secara tak terduga pada Mei, menandakan kekuatan pasar tenaga kerja di tengah ketidakpastian dagang dan ekonomi.
Sementara itu, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral akan menunggu dan mempelajari lebih lanjut dampak tarif terhadap inflasi sebelum memutuskan penurunan suku bunga.
Indeks manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) naik ke 49,0 pada Juni, dari 48,5 bulan sebelumnya. Angka ini masih berada di wilayah kontraksi, namun sedikit lebih baik dari ekspektasi pasar di level 48,8.
Baca Juga: Bursa Eropa Ditutup Melemah, Investor Saham Cermati Tenggat Tarif AS
Fokus pasar kini tertuju pada laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis Kamis mendatang, yang diperkirakan akan menjadi petunjuk penting mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement