Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BEI Ungkap Lima Perusahaan Antre IPO, Dana IPO Tembus Rp10,39 Triliun

BEI Ungkap Lima Perusahaan Antre IPO, Dana IPO Tembus Rp10,39 Triliun Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa terdapat lima perusahaan yang tengah mengantre untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) hingga pertengahan Juli 2025. Dari daftar antrean tersebut, mayoritas berasal dari sektor bahan baku (basic materials), mencerminkan masih dominannya sektor konvensional dalam dinamika pasar modal nasional.

“Hingga 18 Juli 2025, tercatat lima perusahaan berada dalam pipeline IPO BEI. Mayoritas merupakan emiten dengan skala aset besar di atas Rp250 miliar, dan didominasi sektor basic materials,” demikian data resmi BEI yang diterima Jumat (18/7/2025).

Baca Juga: Chandra Daya Investasi (CDIA) Respons Suspensi Saham Usai Melonjak 310% Sejak IPO

Selain sektor bahan baku yang diwakili oleh dua perusahaan, antrean IPO juga diisi oleh masing-masing satu perusahaan dari sektor energi, keuangan, serta transportasi dan logistik. Tidak terdapat perusahaan dari sektor teknologi, konsumer, maupun infrastruktur dalam pipeline tersebut.

Sejak awal tahun hingga pertengahan Juli, BEI telah mencatatkan 22 emiten baru yang menghimpun dana publik sebesar Rp10,39 triliun. Jumlah tersebut menjadi cerminan minat pelaku usaha untuk masuk ke bursa, meski sektor unggulan masih didominasi oleh industri konvensional.

Di luar saham, pasar surat utang juga mencatat aktivitas yang signifikan. Tercatat 113 emisi efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dari 65 penerbit dengan total dana sebesar Rp129,2 triliun. Dalam pipeline EBUS, terdapat delapan emisi dari lima penerbit, sebagian besar berasal dari sektor energi dan bahan baku.

Baca Juga: Target IPO 66 Emiten 2025 Masih Jauh, BEI Soroti Kesiapan Perusahaan

Untuk aksi korporasi rights issue, BEI mencatat 10 emiten telah menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan dana terkumpul Rp9,51 triliun. Dalam pipeline rights issue, empat perusahaan sedang mempersiapkan penerbitan, yang mayoritas juga berasal dari sektor basic materials, diikuti sektor kesehatan dan transportasi-logistik.

Pola serupa terlihat dalam tiga jalur penghimpunan dana pasar modal—IPO, EBUS, dan rights issue—di mana sektor bahan baku mendominasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan di sektor tersebut masih menjadi motor utama dalam menggalang dana publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: