- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Lewat Efek Panas Bumi, Pertamina Geothermal (PGEO) Bawa Kopi Kamojang Menembus Pasar Eropa
Kredit Foto: Istimewa
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bersama para petani kopi merayakan keberhasilan pemanfaatan energi panas bumi dalam sektor pertanian kopi dengan menggelar kegiatan berupa Panen Bersama dan Ekspor Perdana Kopi Geotermal Kamojang di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi mengatakan bahwa kedua belah pihak sukses berkolaborasi untuk menghadirkan teknologi berupa Geothermal Dry House. Teknologi ini memanfaatkan uap buangan dari steam trap panas bumi sebagai sumber panas untuk mempercepat proses pengeringan kopi. Dibandingkan metode konvensional, proses ini diklaim tiga kali lebih cepat, lebih hemat energi, dan lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: IHSG Sesi Siang Naik 12,18 Poin ke 7.109, PGEO, MBMA dan TOWR Top Gainers LQ45
“Panen ini menunjukkan bahwa panas bumi bukan hanya untuk pembangkitan listrik, tetapi juga dapat menggerakkan ekonomi desa,” ujar Julfi Hadi, dilansir Sabtu (19/7).
Ia menambahkan, pengembangan energi panas bumi harus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar, sekaligus menjadi bagian dari ekosistem berkelanjutan yang mendukung ekonomi sirkular berbasis energi bersih.
Teknologi ‘Geothermal Dry House’ sendiri telah memperoleh hak paten dan menjadi teknologi pertama di dunia yang langsung memanfaatkan panas bumi dalam pengolahan kopi. Hasilnya adalah biji kopi dengan kualitas rasa dan aroma yang lebih unggul, siap bersaing di pasar global.
Saat ini, Pertamina Geothermal bermitra dengan 18 kelompok tani yang melibatkan 312 petani kopi di lahan seluas 80 hektar melalui program dari Geothermal Coffee Process (GCP). Selama tahun lalu, tercatat penjualan mencapai 4,9 ton green beans, 640 kg roasted beans, dan 17.500 bungkus ground coffee, menghasilkan omzet sebesar Rp 863,9 juta.
Baca Juga: PLTP Lumut Balai Unit 2 Beroperasi, Pertamina Geothermal (PGEO) Kian Mantap Dorong Energi Panas Bumi
Dalam kesempatan ini, dilakukan pula ekspor perdana kopi panas bumi dari wilayah terkait sebanyak 15 ton ke pasar Asia dan Eropa. Langkah ini menjadi bentuk pengakuan internasional terhadap kualitas kopi geothermal, sekaligus penguatan posisi Indonesia dalam inovasi pertanian berkelanjutan berbasis energi terbarukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement