Laba Emiten Prajogo (PTRO) Merosot Meski Pendapatan Naik, Ini Pemicunya

PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatatkan peningkatan pendapatan sepanjang semester I 2025, namun tidak diiringi dengan kenaikan laba bersih. Emiten jasa pertambangan milik konglomerat Prajogo Pangestu ini membukukan pendapatan sebesar USD351,1 juta, tumbuh 10,40% secara tahunan dari sebelumnya USD318,02 juta.

Pendapatan tersebut dikontribusi dari berbagai lini bisnis, yakni konstruksi dan rekayasa senilai USD159,33 juta, penambangan USD158,55 juta, jasa USD15,54 juta, serta pendapatan lain-lain sebesar USD1,34 juta. Tak hanya itu, PTRO juga mengantongi pendapatan batu bara pada waktu tertentu sebesar USD16,33 juta.

Baca Juga: Petrosea (PTRO) Kantongi Pinjaman Jumbo Rp2,1 Triliun dari BNI, Intip Penggunaannya

Seiring naiknya pendapatan, beban usaha langsung ikut meningkat menjadi USD301,94 juta dari USD277,35 juta. Namun, PTRO masih mencatatkan penguatan pada laba kotor menjadi USD49,17 juta, naik dari USD40,67 juta dibandingkan tahun lalu. 

Meski begitu, laba bersih PTRO justru menurun tajam. Pada paruh pertama 2025, PTRO hanya mampu mencetak laba bersih USD1,07 juta, merosot 18,60% dari USD1,32 juta pada periode sama tahun lalu. Alhasil, laba per saham dasar ikut tergerus dari USD0,0013 menjadi USD0,0001.

Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh lonjakan signifikan pada beban pajak penghasilan bersih, yang membengkak menjadi USD3,71 juta dari hanya USD1,61 juta pada semester I 2024. Padahal, laba sebelum pajak tercatat tumbuh menjadi USD4,99 juta dari sebelumnya USD3,13 juta.

Baca Juga: Tingkatkan Kinerja, PTRO Teken Perjanjian Sewa Alat Senilai Puluhan Miliar

Dari sisi neraca, total aset PTRO melonjak menjadi USD1,21 miliar per akhir Juni 2025, dari posisi USD867,26 juta di akhir Desember 2024. Sementara itu, liabilitas perusahaan membengkak menjadi USD972,04 juta dari USD617,51 juta. Adapun total ekuitas tercatat turun menjadi USD241,07 juta, dibandingkan USD249,75 juta pada akhir tahun lalu.