Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Kreatif Sejalan dengan Banyak Ajaran Budha

Ekonomi Kreatif Sejalan dengan Banyak Ajaran Budha Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengungkapkan ekonomi kreatif sejalan dengan banyak ajaran dalam agama Budha.

Sehingga dirinya menekankan pentingnya agama dan kreativitas dalam mendorong pertumbuhan dan pembuatan kebijakan ekraf.

Baca Juga: Insentif Pajak Ditanggung Pemerintah Diperluas ke Pariwisata

Ini disampaikan Wamen Ekraf saat menghadiri pengukuhan Dewan dan pelantikan Dewan Pengurus Pusat Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (DPP KCBI) di Gedung Pusat Niaga, Arena JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Minggu (14/9).

“Ekonomi kreatif muncul sebagai new engine of growth yang memiliki 17 subsektor didalamnya. Ekonomi kreatif akan memetakan ekosistem dengan segala sesuatu rantai nilai didalamnya. Hal ini juga sejalan dengan banyak ajaran-ajaran agama Budha yang selalu menjembatani kebaikan seperti ajaran welas asih dan meditasi untuk mendapat kekuatan energi positif,” ujar Wamen Ekraf, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Senin (15/9).

Acara ini juga dihadiri Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama Supriyadi yang meyakini KCBI mampu membawa umat Buddha ke arah yang lebih baik.

“Kami menyampaikan selamat dan berharap bahwa KCBI bisa menjadi mitra Pemerintah dalam rangka menerjemahkan isu-isu strategis, baik berkaitan dengan kebangsaan maupun keumatan. Saya percaya dengan keberadaan dewan pakar dan dewan pengurus yang semua memiliki kapasitas baik, tentu bisa kita rumuskan ke depan untuk memiliki satu roadmap yang terukur sehingga kita bisa bergandengan tangan. Semoga umat Budha makin maju berkembang dan makin berkualitas,” kata Supriyadi.

Sementara itu, Ketua Umum KCBI Bhikkhu Dhammavuddho Thera menyampaikan bahwa tekad KCBI akan terus berlandaskan Dharma Agama dan Dharma Negara. Menurutnya, hal ini sebagai bentuk sinergitas untuk keberlangsungan KCBI selama 5 tahun mendatang.

“Semoga dalam 5 tahun mendatang, kita bisa saling bersinergi sehingga kualitas sumber daya manusia umat Budha dapat berkembang tidak hanya di Jakarta, tetapi juga daerah-daerah yang menjadi kantong umat Budha seperti Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Semoga pahala yang kita hasilkan dari KCBI bisa membawa manfaat buat diri dan umat Budha, baik kehidupan sekarang maupun yang akan datang,” ucap Bhante Dhammavuddho.

Selaras dengan pernyataan itu, Dewan Pembina KCBI menegaskan bahwa KCBI harus punya peran aktif dan kontribusi nyata dalam membangun persatuan bangsa. Menurutnya, semangat gotong royong ‘yang kuat membantu yang lemah’ tetap dicetuskan dalam mempererat persatuan bangsa.

“KCBI selalu berjuang untuk persatuan dan kesatuan seperti yang kuat membantu yang lemah. Terlepas dari segala latar belakang, paling penting Indonesia bersatu. Kita harus sadar bahwa kita sebangsa, setanah air, dan sekeluarga sehingga semua pengurus KCBI yang telah dilantik hari ini bisa terus berupaya mengaktualisasi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Hartati Murdaya sebagai Dewan Pembina KCBI.

Pengukuhan dewan dan pelantikan DPP KCBI masa bakti 2024-2029 mengangkat tema “Cendekiawan Buddhis Indonesia yang Berlandaskan Dharma Agama dan Dharma Negara Menuju Indonesia Emas 2045”. Selain Dewan Pembina, acara juga dihadiri Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Pakar, dan perwakilan pengurus KCBI dari beberapa provinsi.

KCBI sendiri merupakan wadah para cendekiawan Buddhis untuk merapatkan barisan supaya tercipta bentuk dukungan dan pemberian kontribusi bagi agama Budha yang lebih maju di Indonesia. 

Selama 31 tahun, KCBI menyebarkan semangat cinta kasih, gotong royong, dan pengabdian bagi bangsa Indonesia yang selaras dengan agenda pembangunan nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: