Kredit Foto: Istimewa
Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya menyatakan kesiapan Kementerian Ekraf untuk berkolaborasi dan hadir dalam National Cybersecurity Connect (NCC) 2025.
Hal tersebut disampaikan Menteri Ekraf saat menerima audiensi pihak NCC di kantor Kementerian Ekraf, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Keberhasilan Industri Event Masa Depan Ditentukan oleh Kemampuan Kolaborasi
NCC merupakan forum kolaborasi nasional di bidang keamanan siber yang tahun ini menginjak tahun keempat penyelenggaraan. Inisiatornya yaitu Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), Asosiasi Digitalisasi dan Keamanan Siber Indonesia (ADIGSI), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), dan PT Naganaya Indonesia.
“NCC hadir dengan satu tujuan utama, yaitu memperkuat sistem keamanan siber Indonesia. Kami siap berkolaborasi dan hadir pada NCC 2025 dan perencanaan pelaksanaan yang akan agar dukungan terhadap ekosistem ini bisa lebih optimal,” ujar Menteri Ekraf, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Senin (13/10).
NCC 2025 akan berlangsung pada 29-30 Oktober 2025 di Hotel Bidakara Jakarta dengan empat format utama yaitu:
1. Konferensi Utama yang menghadirkan pembicara nasional dan internasional;
2. Pameran Teknologi yang menampilkan inovasi lokal dan global;
3. Diskusi Strategis & Workshop untuk berbagi praktik terbaik dan penguatan kapasitas SDM; serta
4. Networking & Collaboration Hub yang mempertemukan pelaku industri, pemerintah, dan komunitas digital.
Sebagai ruang strategis mempertemukan pemerintah, industri, komunitas, serta generasi muda digital, NCC dinilai penting untuk memperkuat ketahanan siber nasional dan daya saing ekonomi kreatif Indonesia. Apalagi sektor digital menjadi subsektor dengan nilai investasi tertinggi di antara 17 subsektor ekonomi kreatif.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah oleh Kementerian Ekraf tahun 2025, investasi pada subsektor aplikasi digital mencapai Rp 15,49 triliun. Angka ini menegaskan pentingnya keamanan siber sebagai fondasi bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.
Selain itu, Menteri Ekraf Teuku Riefky menambahkan, perkembangan subsektor kreatif saat ini menuntut pembaruan klasifikasi baku (KBLI) agar sejalan dengan inovasi terkini seperti AI, blockchain, Internet of Things, dan cybersecurity.
“Kami akan berkoordinasi dengan BPS dan Bappenas untuk memastikan kebijakan dan insentif di sektor ini memiliki dasar yang kuat melalui KBLI yang relevan. Ini akan kami sampaikan kepada Presiden di akhir tahun sebagai bagian dari rencana pembaruan sektor kreatif,” jelas Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement