Harga Minyak Turun, Stok Diesel Naik dan The Fed Pangkas Suku Bunga AS

Harga minyak melemah pada perdagangan di Rabu (17/9). Koreksi ini terjadi setelah data menunjukkan kenaikan persediaan diesel yang memicu kekhawatiran permintaan, sementara bank sentral memangkas suku bunga acuan sesuai ekspektasi pasar dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Kamis (18/9), Minyak Brent ditutup turun 0,76% menjadi US$68,22. Sementara West Texas Intermediate (WTI) juga melemah 0,73% ke US$64,05.

Baca Juga: MedcoEnergi Perkuat Portofolio di Sumatra Selatan Lewat Akuisisi Blok Migas

Data mingguan menunjukkan persediaan minyak mentah anjlok karena lonjakan ekspor dan penurunan impor, namun kenaikan stok distilat justru membebani sentimen.

“Pasar merespons pada diesel, yang menjadi titik lemah seluruh kompleks energi,” kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.

Federal Reserve (The Fed) pada hari yang sama memangkas suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin dan mengisyaratkan penurunan bertahap sepanjang tahun ini untuk meredam pelemahan ekonomi.

“Ini tidak mengejutkan. Pasar saat ini bermain di tengah-tengah,” ujar Flynn.

Dari Kazakhstan, produsen kembali menyalurkan minyak melalui pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan. Hal ini terjadi setelah sempat dihentikan bulan lalu akibat masalah kontaminasi.

Dari Nigeria, Presiden Bola Tinubu mencabut status darurat enam bulan dalam wilayah ekspor minyak di Rivers.

Baca Juga: RMI-NU: Hasil Tes Pelumas Food Tray Import China, Positif Mengandung Minyak Babi

Dari Rusia, Transneft memperingatkan produsen mungkin terpaksa memangkas produksi akibat serangan ke pelabuhan ekspor dan kilang utama.