Kredit Foto: Unsplash/Collabstr
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (25/9/2025) menandatangani perintah eksekutif yang meresmikan rencana penjualan operasi TikTok di AS kepada investor lokal dan global dengan valuasi sekitar 14 miliar dolar AS.
Menurut Wakil Presiden JD Vance, angka ini jauh di bawah valuasi induk TikTok, ByteDance, yang mencapai lebih dari 330 miliar dolar AS.
Bukan itu saja, Trump juga menunda hingga 20 Januari 2026 penerapan undang-undang yang melarang aplikasi tersebut kecuali ByteDance, induk TikTok asal China, menjual asetnya di AS. Penundaan ini memberi waktu bagi pemerintah dan investor untuk menyelesaikan restrukturisasi, sekaligus mendapatkan persetujuan dari otoritas China.
“Ada sedikit resistensi dari pihak China, tetapi tujuan utama kami adalah agar TikTok tetap beroperasi sekaligus memastikan perlindungan data pengguna Amerika sesuai hukum,” ujar Wakil Presiden JD Vance dikutip dari Reuters, Jumat (26/9/2025).
Baca Juga: China Tak Masalah TikTok Direbut Trump: Negosiasi 'Win-Win' Solution
Trump menyebut sejumlah investor besar akan terlibat, termasuk Michael Dell (Dell Technologies), Rupert Murdoch (Fox Corp dan News Corp), Oracle, Silver Lake, serta MGX asal Abu Dhabi.
Menurut sumber yang mengetahui transaksi, Oracle dan Silver Lake akan menguasai sekitar 50% saham TikTok AS, sementara investor lama ByteDance menguasai 30%. Sisanya akan dipegang kelompok investor lain, dengan ByteDance mempertahankan kurang dari 20% untuk memenuhi syarat undang-undang 2024.
Baca Juga: China Tak Masalah TikTok Direbut Trump: Negosiasi 'Win-Win' Solution
Namun, persoalan algoritma rekomendasi TikTok masih menjadi sorotan. Perintah eksekutif menyebut algoritma akan dilatih ulang dan dikendalikan oleh mitra keamanan perusahaan AS. Meski demikian, analis menilai belum jelas apakah ByteDance akan tetap memiliki pengaruh terhadap teknologi inti tersebut.
Analis Wedbush Securities, Dan Ives, memperkirakan TikTok bernilai 30–40 miliar dolar AS tanpa algoritma per April 2025, sehingga valuasi 14 miliar dolar AS menimbulkan tanda tanya. Media China seperti LatePost dan Caixin bahkan menyebut ByteDance akan tetap memiliki peran operasional melalui pembentukan entitas baru di AS yang mengurus e-commerce, branding, dan konektivitas global.
Dengan 170 juta pengguna di AS, TikTok menjadi salah satu aset digital terbesar yang kini masuk dalam pertaruhan geopolitik, regulasi keamanan, sekaligus kalkulasi bisnis lintas negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement