Kredit Foto: BUMA
PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) mencatat rugi bersih USD74,21 juta pada semester I-2025, atau sekitar Rp1,20 triliun berdasarkan kurs JISDOR BI Rp16.231 per dolar AS. Kerugian ini melonjak 179,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat USD26,58 juta.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (1/10/2025), rugi per saham DOID tercatat USD0,0100 atau setara Rp162,38 per saham. Pada saat yang sama, pendapatan usaha terkoreksi 14,5% menjadi USD730,21 juta, turun dari capaian USD854,17 juta setahun sebelumnya.
Direktur DOID Iwan Fuad Salim menjelaskan, kinerja paruh pertama 2025 dipengaruhi gangguan operasional yang signifikan.
Baca Juga: Tutup Agustus 2025, Laba Bersih BTN Tetap Tumbuh Double Digit
"Penurunan ini terutama disebabkan oleh cuaca ekstrem dan penghentian operasional terkait insiden keselamatan oleh pihak lain pada kuartal I-2025," ujarnya.
Produksi batu bara DOID tercatat 38 juta ton, menurun 10% secara tahunan. Sementara aktivitas pemindahan lapisan penutup (overburden removal) turun 23% menjadi 209 juta bcm. Kondisi tersebut menekan kontribusi lini utama usaha kontraktor tambang dan kepemilikan tambang, meski harga jual rata-rata meningkat 3% year-on-year.
Di sisi lain, beban pokok penjualan DOID tercatat USD743,90 juta, menghasilkan rugi kotor USD13,69 juta. Posisi ini berbalik dari laba kotor USD73,86 juta pada semester I-2024. Meski demikian, perseroan masih memperoleh tambahan pendapatan dari investasi sebesar USD2,47 juta.
Baca Juga: Pendapatan Usaha Turun, Tapi Laba Bersih SMBC Berhasil Niak 62,99%
Secara neraca, total aset DOID per 30 Juni 2025 mencapai USD1,57 miliar, dengan liabilitas USD1,47 miliar dan ekuitas USD100,87 juta. Kas dan setara kas tercatat USD206,33 juta, lebih tinggi dibanding akhir 2024. Dari sisi arus kas, aktivitas operasi menghasilkan USD80,94 juta, menurun 41,93% dibanding USD139,40 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Arus kas investasi menunjukkan pengeluaran USD112,89 juta untuk pengembangan aset tetap. Sementara itu, arus kas pendanaan tercatat positif setelah perseroan menerima dana dari penerbitan Senior Notes senilai USD120,32 juta.
Manajemen menegaskan bahwa meskipun pendapatan menurun akibat volume produksi yang lebih rendah, kontrak jangka panjang dari bisnis kontraktor tambang masih menopang kinerja karena sebagian besar terlindungi dari tekanan inflasi dan fluktuasi harga batu bara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement