AS Hack Pusat Waktu Beijing, Curi Data Rahasia China

China-Amerika Serikat kembali bersitegang. Beijing menuduh rivalnya tersebut melakukan pencurian data dan penyusupan terhadap Pusat Layanan Waktu Nasional (National Time Service Center). Ia merupakan sebuah lembaga yang terafiliasi ke Chinese Academy of Sciences.

Dilansir Senin (20/10), Kementerian Keamanan Negara (State Security Ministry) China menyebut bahwa peretasan itu dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). Pihaknya mengatakan bahwa pelanggaran serius tersebut dapat mengganggu jaringan komunikasi, sistem keuangan, pasokan listrik, hingga waktu standar internasional.

Baca Juga: Harga Emas Anjlok Dikejutkan Pernyataan Trump Soal Tarif China

Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat disebut telah menjalankan operasi serangan siber jangka panjang. China mengaku telah menemukan bukti pencurian data dan kredensial sejak tiga tahun lalu, yang digunakan untuk memata-matai perangkat seluler dan sistem jaringan staf di pusat tersebut.

China juga menyebut bahwa badan intelijen rivalnya itu mengeksploitasi celah keamanan pada layanan pesan dari salah satu merek ponsel asing untuk mengakses perangkat staf pada tahun 2022.

Amerika Serikat juga disebut meluncurkan serangan terhadap sistem jaringan internal pusat waktu serta berupaya menyerang sistem pengatur waktu berbasis darat berpresisi tinggi pada 2023 dan 2024.

Baca Juga: Indonesia–China Teken 9 Kesepakatan Dagang di Trade Expo Indonesia 2025

Tuduhan terbaru ini muncul di tengah memanasnya kembali ketegangan dagang antara Beijing dan Washington. China baru-baru memperluas pengendalian ekspor logam tanah jarang (rare earth) dan rivalnya membalas dengan mengancam akan menaikkan tarif atas produk asal China.