Laba Emiten Sawit PGUN Milik Haji Isam Loncat 448% di Kuartal III 2025

PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Emiten perkebunan kelapa sawit milik Haji Isam ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp101,43 miliar hingga akhir September 2025.

Angka tersebut melonjak 448,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,47 miliar. Kenaikan fantastis ini turut mengerek laba per saham dasar menjadi Rp17,68 dari sebelumnya Rp3,22.

Lonjakan laba PGUN ditopang oleh peningkatan penjualan bersih sebesar 38,67% menjadi Rp537,83 miliar. Pada periode yang sama tahun 2024, penjualan tercatat Rp387,82 miliar. Mayoritas pendapatan berasal dari penjualan minyak kelapa sawit sebesar Rp471,17 miliar, disusul inti kelapa sawit senilai Rp66,08 miliar, dan cangkang sebesar Rp571,13 juta.

Baca Juga: Produksi CPO PGUN Naik, Perseroan Siapkan Strategi Replanting hingga 2026

Baca Juga: Fluktuasi Harga Sawit Global Tak Ganggu Bisnis PGUN

Meski beban pokok penjualan turut meningkat menjadi Rp350,28 miliar dari sebelumnya Rp317,91 miliar, PGUN tetap mencatatkan pertumbuhan signifikan pada laba bruto yang melonjak menjadi Rp187,54 miliar dari Rp69,90 miliar tahun lalu. Kinerja operasional pun solid, dengan laba usaha naik hampir tiga kali lipat menjadi Rp148,67 miliar dibandingkan Rp51,34 miliar pada kuartal III 2024.

Dari sisi neraca, total aset PGUN tercatat sebesar Rp2,48 triliun per September 2025, sedikit turun dari posisi akhir 2024 sebesar Rp2,63 triliun. Liabilitas perseroan menurun signifikan dari Rp846,24 miliar menjadi Rp608,30 miliar, menunjukkan perbaikan struktur keuangan. Sementara ekuitas PGUN meningkat menjadi Rp1,88 triliun, naik dari Rp1,79 triliun di akhir 2024.

Baca Juga: BPDP dan Majalah Sawit Indonesia Gandeng Jurnalis Promosikan Inovasi UKM Sawit

Baca Juga: BPDP Tegaskan Komitmen Pengarusutamaan Gender Lewat Sosialisasi Beasiswa Sawit bagi Generasi Muda NTT

Kinerja impresif ini menegaskan kemampuan PGUN menjaga momentum pertumbuhan di tengah fluktuasi harga komoditas, sekaligus memperkuat posisinya di industri kelapa sawit nasional.