OLIV Ungkap Update Proses Akuisisi oleh PT Olive Power Invest

PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) tengah bersiap menuntaskan proses akuisisi tahap kedua yang melibatkan penjualan 1.290.157.112 saham milik Hendro Jap dan Hieo Mie Tjen kepada PT Olive Power Invest (OPI). 

Sekretaris Perusahaan OLIV, Stephanie Andriana Suhanda, dalam keterbukaan informasi pada Senin (10/11) menjelaskan bahwa seluruh pihak terkait, yakni OPI, PT Motif Investasi Indonesia, dan PT Pacific Prima Permata selaku pembeli, bersama para penjual, telah menandatangani Addendum Pertama Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PJBSB) pada 7 November 2025. Adendum ini menjadi pembaruan atas perjanjian sebelumnya yang ditandatangani pada 17 September 2025.

"Sebagaimana disebutkan dalam Surat Perseroan No. 17092025003/OMSS/BOD/IX/2025 tanggal 17 September 2025 perihal Laporan Informasi atau Fakta Material PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk, Perseroan telah menerima informasi terbaru terkait perkembangan pengambilalihan Perseroan, yakni bahwa OPI, PT Motif Investasi Indonesia, dan PT Pacific Prima Permata (Pembeli) dan Penjual telah menandatangani Adendum Pertama Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat tanggal 7 November 2025 (Addendum PJBSB) sebagai perubahan atas ketentuan dalam Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat yang telah ditandatangani oleh Pembeli dan Penjual tanggal 17 September 2025," ujarnya. 

Baca Juga: Kembangkan Logistik Hijau, OLIVE Group Bawa Kabar Baru Soal Rencana Akuisisi OLIV

Berdasarkan adendum tersebut, jadwal penyelesaian transaksi dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) turut mengalami perubahan. Semula ditargetkan berlangsung paling lambat 5 November 2025, kini proses penyelesaian akuisisi tahap kedua akan dilakukan pada 25 November 2025, atau satu hari sebelum RUPSLB pertama diadakan. Rapat tersebut dijadwalkan digelar pada 26 November 2025, dengan agenda utama perubahan susunan direksi dan dewan komisaris perseroan.

Jika akuisisi tahap kedua rampung sesuai jadwal, maka kendali atas OLIV akan resmi beralih dari Hendro Jap kepada OPI. Lebih lanjut, Stephanie menyampaikan bahwa sejauh ini Perseroan belum dapat memastikan dampak dari proses tersebut terhadap kegiatan operasional perusahaan.

"Pada saat keterbukaan informasi ini disampaikan, Perseroan tidak dapat memastikan dampak informasi dan fakta material tersebut di atas terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan," pungkasnya.