Kredit Foto: Istimewa
“Selain itu, Pemerintah telah menandatangani perjanjian IEU CEPA pada 23 September lalu yang meliputi klaster digital, guna mendorong timbulnya investasi teknologi, peningkatan kapasitas talenta digital, dan mempercepat adopsi teknologi digital,” jelas Menko Airlangga.
Pencapaian target transformasi digital tentunya memerlukan fondasi infrastruktur konektivitas yang kokoh. Investasi masif pada Data Center adalah keniscayaan untuk menampung lonjakan data.
Laporan Structure Research menyebutkan Indonesia idealnya membutuhkan kapasitas hingga 2.700 MW data center, sementara saat ini baru mencapai sekitar 500 MW, yang artinya peluang bagi swasta masih sangat terbuka.
“Kita melihat data center yang menjadi salah satu game changer sudah ada di Nongsa Batam. Sekarang kita sudah ekspansi dan juga sudah berbicara dengan Singapura, Johor, dan Riau untuk sama-sama memperluas jaringan data center, termasuk cross investment antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Dengan adanya hal itu, kemungkinan kita bisa menyinergikan pertumbuhan data center yang berbasis AI, di mana AI membutuhkan energi dan air, dan keduanya berasal dari Indonesia saja,” papar Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga berharap jika para CEO yang hadir pada forum tersebut bisa terus mendorong “Indonesia Incorporated”, karena hal ini sangat penting saat Indonesia bernegosiasi di berbagai forum internasional.
“Kehadiran Indonesia di dalam forum internasional, baik itu ASEAN, APEC, maupun yang terakhir G20, memang selalu mewarnai dari kebijakan atau keputusan yang dicetuskan dalam Leaders’ Declaration. Jadi, ini bisa terjadi kalau KADIN atau APINDO bisa mengawal keikutsertaannya dengan baik pula di forum di G20 atau T20,” pungkas Menko Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement