Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kurang Investasi, Penghambat Pertumbuhan 'Startup' di Indonesia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Indonesia saat ini telah berkembang menjadi negara yang memiliki perekonomian terkemuka di dunia. Saat ini budaya perusahaan startup telah berkembang di sini, namun kurangnya modal menjadi permasalahan bagi mereka untuk mengembangkan perusahaan.

Hal ini disampaikan oleh CEO & General Partner Fenox Venture Capital Anis Uzzaman dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Mentorships sebagai Batu Loncatan

Anis menyampaikan program accelerator merupakan cara yang bagus bagi startup untuk mendapatkan modal dan meningkatkan efisiensi. Dalam kasus Fenox, mereka memberikan pelatihan, mentorships, dan uang sekitar US$50.000. Awalnya, mereka menemukan startups berpotensi tinggi yang berada di Jakarta dan kemudian menawarkan mereka pelatihan dari pengusaha dari Silicon Valley, Amerika Serikat, dan Jepang.

"Accelerator juga bisa menjembatani kesenjangan antara perusahaan startup dan perusahaan besar serta menciptakan hubungan yang memungkinkan startup untuk membangun perusahaan menjadi lebih baik," katanya.

Tantangan Bagi Indonesia

Saat ini Indonesia memiliki ribuan perusahaan startup, namun ia menyesalkan karena banyak di antara perusaaan tersebut yang tidak memiliki pengetahuan yang baik.

"Perusahaan startup akan melalui banyak rintangan dan proses tersebut berbeda dengan perusahaan maju. Jika pada perusahaan startup tersebut tidak memiliki karyawan yang ahli di bidangnya serta pendiri yang berpengalaman maka perusahaan tidak akan bisa maju," tegasnya.

Investor Real Estate

Konglomerat Ayala Corp saat ini sedang berencana untuk mengalokasikan dana investasi di Indonesia. Perusahaan yang juga memiliki real estate di Malaysia ini juga tertarik untuk diversifikasi portofolio mereka dengan properti Indonesia.

Untuk sekedar informasi, harga rumah di Indonesia saat ini telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, berdasarkan Laporan Lamudi Real Estate Market 2015 rumah di Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat mengalami kenaikan, namun agak sedikit menurun di Bali dan Jakarta.

Sementara itu, Fenox saat ini sudah berinvestasi di 60 perusahaan di Asia, 16 di antaranya berada di Indonesia. Kisaran nilai investasinya antara US$250.000 dan US$10 juta. Perusahaan yang termasuk dalam portofolio mereka adalah Talenta, Bride Story, dan Alodokter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: