WE Online, Jakarta - Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoesoedibjo mengatakan, partai yang dipimpinnya akan fokus membangun ekonomi kerakyatan dan meninggalkan ekonomi kapitalis.
Harry di Jakarta, Kamis (31/3/2016)mengemukakan, telah meninggalkan 101 perusahaan dengan karyawan sebanyak 30 ribu orang kepada kalangan profesional agar bisa fokus mencapai cita-cita tersebut melalui jalur partai yang didirikannya dan berbagi pengalaman usaha kepada bangsa Indonesia.
"Saya saat ini keliling Indonesia selain membangun partai juga sekaligus membangun ekonomi kerakyatan dengan berbagai langkah konkret mulai dari pembinaan, pelatihan dan bantuan permodalan bagi UKM," katanya.
Harry turun langsung demi memastikan bahwa langkah yang diambil tepat sasaran. "Saya sudah meninggalkan perusahaan karena sudah ada yang mengurusi dan berjalan sangat baik," ujar Harry Tanoesoedibjo dalam pelantikan Ormas Pemuda Perindo di Jakarta.
Harry yakin pengalamannya jatuh bangun membangun usahanya selama 26 tahun bisa diterapkan mencapai tujuan tersebut selama itu dilakukan dengan militansi, kerja keras dan kerja cerdas. Perindo hadir dengan tujuan yang jelas untuk membangun masyarakat kecil sesuai dengan tujuan membangun Indonesia sejahtera.
"Perindo akan menjadi pelopor perubah strategi berbangsa dan bernegara karena kalau tidak maka tujuan kemerdekaan, yaitu memakmurkan kehidupan rakyat tidak akan tercapai," katanya.
Dia mengaku khawatir arah pembangunan yang neolib dan kapitalis seperti sekarang terus dipaksakan dan tidak mengambil pondasi ekonomi kerakyatan, maka tujuan menyejahterakan rakyat tidak akan tercapai. "Malah yang akan terjadi adalah kesenjangan antara si kaya dan si miksin akan terus melebar," katanya.
Dia pun mencontohkan dua negara, yaitu India dan China yang perekonomiannya berada di bawah perekonomian Indonesia, saat ini bernasib berbeda karena menerapkan ekonomi kerakyatan.
China dan India, dua negara besar dengan tingkat pendidikan dan kesejahteraan di bawah Indonesia 30 tahun lalu. India karena jajahan Inggris menerapkan ekonomi neolib kapitalis seperti Inggris dengan harapan mereka bisa makmur seperti Inggris.
Sementara China, awalnya ekonomi dan pendidikan rakyatnya di bawah Indonesia dengan jumlah penduduk 1,3 miliar orang. China menerapkan ekonomi kerakyatan.
Hasilnya pertumbuhan ekonomi mereka luar biasa. Kelompok ekonomi lemah semakin jauh berkurang dan jumlah masyarakat mapan terus bertambah. "China pun menjadi kekuatan ekonomi nomor 2 terkuat di dunia," katanya.
China sejak awal menyadari bahwa dengan masyarakat yang tingkat pendidikanya tertinggal, ekonomi kapitalis dan neo liberal tidak bisa diterapkan. "Jadi sekarang tergantung pada kita sendiri untuk mengubah konsep ekonomi kita. Apakah kita akan mencontoh India atau China. Kami jelas memilih membangun basis ekonomi kerakyatan," katanya.
Ketua Umum Pemuda Perindo Effendi Syah Putra mengatakan bahwa Harry Tanoe sudah berkomitmen membangun ekonomi kerakyatan dan akan fokus di dunia politik demi membesarkan partai. Akan sulit bagi Harry mencapai tujuan tersebut jika tidak meninggalkan perusahaan yang didirikannya.
"Pak Harry Tanoe akan fokus di dunia politik. Dia bilang ke saya akan menghabiskan periode ketiga hidupnya demi mengabdi membangun ekonomi kerakyatan," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement