Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semester I-2014, Laba Bersih BCA Capai Rp 7,9 Triliun

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada semester-I 2014 ini berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 24,2% menjadi Rp 7,9 triliun dari Rp 6,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasi lainnya tumbuh sebesar 25% menjadi Rp 19,6 triliun pada semester-I 2014 dari Rp 15,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Margin bunga bersih (NIM) juga meningkat sebesar 50 bps menjadi 6,5% di semester-I tahun ini dari 6% di semester-I 2013. Hal ini mencerminkan yield aset produktif yang lebih tinggi dengan adanya peningkatan portofolio kredit.

"Di tengah periode ketidakpastian ekonomi, BCA terus menunjukkan daya tahan dan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap situasi dengan berbagai tantangan. Penerapan manajemen risiko secara disiplin telah mendukung kualitas kredit dan profitabilitas yang berkelanjutan," katanya di Jakarta, Rabu (23/7/2014).

Lebih lanjut, Jahja mengungkapkan perseroan mempertahankan posisi pendanaan yang solid dengan total dana pihak ketiga sebesar Rp 421,2 triliun pada akhir Juni 2014 atau meningkat 11,3% dibandingkan Juni 2013. Saldo dana rekening transaksi (giro tabungan atau CASA) merupakan porsi utama dana pihak ketiga, yaitu sebesar 77,2% dari total dana pihak ketiga. Dana CASA pada semester-I 2014 sebesar Rp 325,2 triliun meningkat 6,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Dana giro juga naik sebesar 8,9% menjadi Rp 105,7 triliun, sedangkan dana tabungan tumbuh 5,1% menjadi Rp 219,5 triliun. BCA mencatat pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar 32,4% menjadi Rp 96 triliun sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito secara bertahap.

"Dengan indikator-indikator perekonomian Indonesia menunjukkan perumbuhan yang melambat, volalitas nilai tukar rupiah yang terus berlanjut, dan likuiditas yang lebih ketat, merupakan hal penting bagi BCA untuk menjaga pertumbuhan kredit pada level yang tepat serta memperkuat posisi likuiditas dan permodalan. Kami yakin bahwa BCA akan berada pada posisi yang menguntungkan untuk menangkap peluang pada saat ekonomi Indonesia kembali membaik," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: