Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolom Yuswohady: Kebebasan Finansial Kaum Muslim

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta- Potensi besar pasar kelas menengah muslim Indonesia memang tidak main-main. Harus diingat, penduduk muslim jumlahnya memang sangat besar mencapai hampir 90% dari total penduduk. Tak mengherankan jika bisnis-bisnis yang menarget pasar muslim tiba-tiba menggeliat seperti di industri finansial syariah, fesyen hijab, kosmetik, makanan halal, travel umrah/haji hingga industri musik/film bertema Islam. Selama tiga bulan terakhir kami di Inventure melakukan studi baik kuantitatif maupun kualitatif untuk mengetahui dinamika pasar muslim di Indonesia khususnya untuk kelas menengahnya.

Salah satu aspek yang menarik untuk kita cermati dari studi itu adalah di sektor asuransi dan investasi, khususnya syariah. Asuransi sebagai alat proteksi terhadap risiko dan investasi sebagai instumen untuk mengelola aset merupakan bagian yang kian penting dalam kehidupan kelas menengah muslim di Indonesia. Keduanya merupakan buah dari semakin sadarnya mereka untuk mengelola aset (asset management) dan semakin meleknya pengetahuan akan produk-produk keuangan. Apalagi sebagai kaum kelas menengah, mereka mulai memiliki discretionary income alias uang menganggur yang dapat digunakan untuk membeli kedua jenis produk tersebut.

Kedua produk tersebut merupakan jalan bagi kelas menengah dalam mewujudkan mimpi-mimpi kebebasan finansial (financial freedom). Berikut ini adalah sedikit gambaran mengenai bagaimana perilaku konsumen kelas menengah muslim dalam menggunakan produk-produk asuransi dan investasi, khususnya produk asuransi dan investasi yang patuh pada nilai-nilai Islam (syariah).

 

Asuransi Takaful

Secara muamalah (hubungan antar manusia yang diajarkan menurut Al Quran), takaful berarti saling memikul risiko di antara sesama muslim sehingga yang satu berperan sebagai penanggung jawab atas risiko bagi yang lain. Asuransi takaful dijalankan dengan akad tabarru’ yang prinsipnya adalah ta’awun yaitu tolong menolong. Dengan begitu sesama muslim dapat meringankan berbagai bencana yang dialami oleh mereka yang tergabung dalam grup asuransi syariah.

Asuransi takaful dijalankan dengan akad tabarru’ yang prinsipnya adalah ta’awun yaitu tolong menolong. Dengan begitu sesama muslim dapat meringankan berbagai bencana yang dialami oleh mereka yang tergabung dalam grup asuransi syariah. Peserta menghibahkan/menginfaqkan sebagian dananya kepada pengumpul dana yang akan digunakan untuk meng-cover bencana yang dialami oleh salah satu atau sebagian pesertanya.

 

Unit Link Terfavorit

Selain asuransi, ada juga produk unit link yang kian menjadi favorit di mata kelas menengah muslim. Produk ini merupakan produk unggulan pilihan nasabah, khususnya bagi mereka yang ingin mendapat dua manfaat sekaligus, yakni manfaat asuransi dan investasi. Dengan premi yang ditawarkan, memperoleh dua manfaat sekaligus berarti membeli produk yang dibundel dengan produk lainnya. Kelas menengah muslim yang value-oriented sangat memperhatikan value apa saja yang diterima setelah membayar sejumlah price. Jadi unit link memang lebih menarik karena berfungsi asuransi dan investasi. Tidak perlu melakukan pembelian produk asuransi dan produk investasi secara terpisah.

Unit link syariah adalah alternatif yang sangat menarik bagi kelas menengah muslim karena berbagai advantages yang ditawarkannya. Dengan menghindari unsur-unsur gharar, maisir, riba, haram, dan bathil, insya Allah mereka akan memperoleh ketenangan hati dan pikiran. Sebagian dana sisa dari premi kemudian ditempatkan ke berbagai instrumen investasi yang lain, terutama instumen investasi berbentuk surat berharga. Contohnya adalah saham (yang pengelolaan perusahaannya harus syar’i), reksadana syariah (reksadana tanpa portofolio obligasi yang mengandung riba), ataupun sukuk (suatu obligasi syariah). Keuntungan investasi dibagi dua antara pemilik dana dengan perusahaan selaku pengelola dana nasabah.

 

Dari Tradisional ke Moderen

Generasi terdahulu berinvestasi melalui emas dan properti yang unggul dalam hal kenaikan imbal hasil. Memiliki rumah utuh untuk dikontrakkan kepada keluarga atau kos-kosan untuk dikontrakkan kepada mahasiswa merupakan impian mereka. Kini generasi kelas menengah muslim yang lebih knowledgeable mulai mengenali berbagai jenis instrumen investasi yang lebih moderen seperti saham, reksadana, atau obligasi. Mereka mulai memiliki pengetahuan untuk menjalankan berbagai instrumen investasi ini dengan melihat risiko dan imbal hasil dari masing-masing instrumen tersebut.

Instrumen moderen ini adalah solusi alternatif bagi kelas menengah muslim dalam berinvestasi. Keunggulannya adalah harganya yang relatif terjangkau dan dapat dimulai dengan nominal kecil. Bahkan bisa dilakukan dengan dana kurang dari 1 juta perak. Investasi moderen cenderung membutuhkan kemampuan lebih dalam mengukur risiko. Prinsipnya standar: high risk, high return. Jadi meski risikonya lebih tinggi dibanding emas atau properti, tetapi mereka yang berinvestasi di surat berharga ternyata juga memiliki kemampuan yang baik dalam mengukur risikonya.

 

Investasi Syariah Nan Riil

Selain di sektor finansial, kalangan kelas menengah muslim juga melakukan investasi riil yang tak kalah menguntungkan. Pertama yang favorit adalah investasi penggemukan sapi atau kambing. Captive market-nya sudah jelas. Bila musim kurban (hari raya Iedul Adha) tiba, komoditas ini hampir pasti terjual. Karakteristik permintaan dari sapi dan kambing menjadi alasan utama bagi mereka yang berinvestasi syariah seperti ini.

Ada pula yang menawarkan investasi kos berjamaah. Artinya bersama-sama membangun rumah kos untuk mahasiswa atau karyawan kantor. Selain unsur bagi hasil, faktor syariah yang menjadi penarik investor kos jamaah biasanya adalah tidak mencampur jenis kelamin penghuninya. Cukup perempuan saja, atau cukup lelaki saja yang menjadi penghuni.

Bentuk investasi lainnya adalah emas. Harus diakui emas semakin membuktikan kapasitasnya selaku pelindung nilai dari inflasi, baik inflasi pendidikan maupun inflasi ibadah haji dan umrah. Sebagai ilustrasi, inflasi pendidikan cukup besar mencapai 15-20% setahun.

Sementara kenaikan biaya perjalanan haji atau umrah mencapai 7-10%. Dan selama bertahun-tahun emas terbukti mampu mengatasi kenaikan biaya keduanya setiap tahun.

Berbagai produk asuransi dan investasi syariah di atas dimanfaatkan konsumen kelas menengah muslim untuk mewujudkan mimpi mencapai kebebasan finansial. Di samping adanya kegelisahan akan masa depan, kelas menengah muslim juga punya impian-impian besar yang tidak dapat terwujud dengan hanya satu bulan penghasilan. Oleh karena itu asuransi dan investasi sebagai instrumen keuangan digunakan secara maksimal untuk mewujudkan tujuan-tujuan keuangan tersebut. 

 

Yuswohady (Managing Partner, Invent.ure) dan Ikhwan Alim (Business Analyst, Invent.ure)

Sumber: Majalah Warta Ekonomi Nomor 13 Tahun 2014

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Arif Hatta

Advertisement

Bagikan Artikel: