Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Bulan Ramadhan, Pemerintah Antisipasi Gejolak Pangan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemerintah menyiapkan langkah antisipasi untuk memastikan keamanan pasokan dan distribusi pangan dalam menghadapi Bulan Ramadhan yang akan jatuh pada bulan Juni tahun 2016. Selain itu, kondisi musim hujan yang mundur namun tidak diikuti mundurnya musim kemarau juga berpotensi menggeser waktu panen dan menurunkan produksi beras lokal.

"Kita ingin memperbaiki dari dua sisi sekaligus, panen produksinya bagus, juga stok cadangan bagus. Keduanya saling mempengaruhi, kalau kualitas panen bagus, stok bisa disimpan lebih lama," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memimpin Rapat Koordinasi Kebijakan Stabilisasi Pangan Nasional di Jakarta, Senin (25/4/2016).

Untuk pengadaan beras, Perum Bulog telah menyusun skema pengadaan beras, di mana pada awal Juni 2016 Bulog akan menyerap minimal 1,6 juta ton. Bahkan, dengan perhitungan yang lebih progresif diprediksi mampu menyerap 2,6 juta ton.

"Langkah ini dapat memperkuat cadangan beras pemerintah dalam menahan tren harga yang biasanya meningkat menjelang bulan Ramadhan," tambahnya.

Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian Pertanian diminta segera merampungkan revisi lampiran Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) tentang Penugasan Dana Cadangan Beras, agar bisa selesai dalam pekan ini. Lampiran ini berisi tentang definisi jenis cadangan beras yang dapat diimpor oleh Bulog.

Rakor pun juga membahas tentang tata niaga jagung. Dalam menindaklanjuti terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang Tataniaga Impor Jagung, yang di antaranya mengatur bahwa untuk memenuhi kebutuhan pakan Jagung dalam negeri, pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor Jagung.

Sementara untuk kebutuhan jagung industri dan pangan, selain oleh Bulog, importasi juga dapat dilakukan oleh Importir Produsen terdaftar.

Menurut rencana  Bulog akan mengimpor 190 ribu ton, dari total kuota 1,5 juta ton jagung pakan, segera setelah memperoleh rekomendasi Badan Ketahanan Pangan Kementan.

"Impor ini untuk keperluan stok cadangan jagung serta memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rekomendasi segera dikeluarkan berdasar pertimbangan stok Jagung dalam negeri, untuk melindungi produsen dan stabilitas harga di pasaran," jelas Darmin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: