Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kadin: Perluasan Lahan Masih Dibutuhkan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua Kadin Rosan Perkasa Roeslan mengatakan ektensifikasi atau perluasan lahan masih dibutuhkan dunia usaha di Indonesia untuk ketahanan pangan.

Menurut dia di Jakarta, Jumat, pemanfaatan lahan untuk perkebunan sawit masih terbilang sangat kecil hanya sekitar lima persen dari luas hutan.

"Oleh karena itu, ekstensifikasi itu masih diperlukan karena komoditas unggulan Indonesia itu mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar," katanya.

Dengan luasan lahan sekitar 11 juta hektar, tambahnya, industri sawit mampu menyerap tenaga kerja hingga 20 juta, hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong industri yang mendukung penciptaan lapangan pekerjaan.

Sebelumnya dalam seminar Tata Ruang Nasional Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan,di Menara Kadin, Kamis (28/4/) Rosan mengingatkan, perlunya pemerintah lebih terbuka dan berdiskusi dengan dunia usaha terkait berbagai kebijakan yang menyangkut dunia usaha.

"Dunia usaha menginginkan adanya komunikasi yang intens dan transparan dengan pemerintah dalam dinamika yang terus berkembang dengan cepat. Komunikasi ini sangat perlu terutama menyangkut kegiatan industri yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar seperti industri sawit," katanya.

Menurut dia, dunia usaha di Indonesia sangat memahami pentingnya pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable) karena sudah menjadi tuntutan global.

Hanya saja, lanjutnya, dalam berbagai kebijakan perlu ada keseimbangan menyangkut tiga pilar yakni people (masyarakat), Prosperity (kesejahteraan) dan planet (bumi), yang mana untuk mencapai keseimbangan itu perlu komunikasi.

"Lebih baik pemerintah dan dunia usaha 'berselisih' di dalam negeri tetapi bisa keluar dengan satu suara, daripada membiarkan dunia usaha kebingungan dengan berbagai kebijakan yang tiba-tiba," kata dia.

Ketua Komite Tetap Perkebunan Kadin, Rudyan Kopot mengatakan, intensifikasi perkebunan sawit yang diusulkan pemerintah hanyalah salah satu program untuk meningkatkan produksi melalu peremajaan (replanting).

Sementara itu, ekstensifikasi merupakan cara lain yang harus tetap dilakukan agar Indonesia bisa mencapai mandiri pangan.

Data FAO mengungkapkan bahwa luas daratan yang dipergunakan untuk pertanian di Indonesia hanya 53 juta, itu sudah termasuk 22 juta hektar areal perkebunan untuk berbagai komoditas.

"Dengan tingkat produksi dan teknologi serta infrastruktur yang ada saat ini, luasan itu jelas sangat tidak memadai untuk Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar," katanya.

Dia membandingkan areal pertanian di Amerika Serikat mencapai 409 juta hektar atau 45 persen dari luas daratan yang mencapai 914 hektar dengan penduduk 317 juta.

Sementara itu, di Brazil, total areal pertanian seluas 275 juta hektar atau 33 persen dari luasan daratan yang mencapai 845 dengan jumlah penduduk mencapai 198 juta.

Pertanian di Indonesia, tambahnya, hanya 56 juta atau 30 persen dari total daratan seluas 181 juta hektar dengan penduduk 246 juta yang akan meningkat hingga 315 juta dalam beberapa tahun kedepan.

"Ektensifikasi dan intensifikasi mutlak dilakukan. Ekstensifikasi memerlukan tambahan areal yang berasal dari kawasan hutan yang terdegradasi;" kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: