Ratusan orang tua siswa mengawal anaknya yang menjadi siswa baru saat mengikuti pendidikan bela negara di enam tempat yakni Mako Lantamal VI, Makodam VII Wirabuana, Yonif Kavaleri 10/Serbu, Yonif Armed Tarik, Yon Raider, dan Markas AURI.
Berdasarkan pantauan, Minggu, ratusan orang tua siswa terlihat memadati depan Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI jalan Satando Makassar. Terlihat pula puluhan kendaraan baik roda dua dan empat berjejeran parkir di pinggir jalan dan area depan Markas Lantamal.
Beberapa prajurit TNI AL juga berjaga-jaga di depan pos agar para orang tua tidak masuk dalam lokasi pendidikan bela negara. Oorang tua bisa melihat anaknya dari jarak 100 meter dari pintu gerbang Lantamal VI.
Tidak hanya di Lantamal VI, pintu gerbang markas TNI AD seperti di Kodam VII wirabuana, Yonif Kaveleri, Yonif Armed dan Yon Raiders serta markas AURI TNI AU jalan Perintis Kemerdekaaan juga dipadati orang tua siswa menunggu anaknya selesai mengikuti pendidikan.
"Dari tadi pagi saya mengantar anak saya baru masuk SMA ke sini untuk mengikuti pendidikan bela negara sesuai dengan perintah sekolahnya. Kami menunggunya sampai selesai sore ini" kata orang tua siswa Syamsuddin bersama istrinya Maimunah salah seorang warga Tallo, Makassar.
Sedangkan orang tua siswa lainnya Irmawati Sukardi mengungkapkan dirinya sengaja mengawal anaknya untuk ikut bela negara bersama orang tua siswa lainnya.
Meski diawal dia khawatir anaknya dilatih ala militer namun nyatanya hal itu tidak terjadi dan hanya penguatan fisik.
"Saya pikir nanti anak saya disuruh guling guling, merayap dan sebagainya, ternyata tidak hanya diberikan ceramah dan penguatan fisik saja bukan latihan militer seperti orang-orang bilang," beber dia.
Secara terpisah, pendidikan bela negara di tempat lainnya yakni Markas Kodam VII/Wirabuana jalan Urip Sumoharjo, Komandan Kodim (Dandim) 1408 BS Makassar, Letkol Kav Otto Sollu saat memberikan materi kepada siswa baru menyatakan, pembinaan bela negara kepada generasi bangsa harus dilakukan sejak awal untuk membentuk karakter mereka membela bangsa.' Kegiatan bela negara terhadap siswa siswi baru SMP dan SMA se-kota Makassar tersebut, kata dia, adalah sebagai bentuk pembinaan serta pemahaman arti bela negara sebenar-benarnya kepada generasi muda, ibaratnya memberikan vaksin pada usia dini.
"Pemberian materi ini sudah tepat, sebab kalau sudah masuk dewasa akan sulit mereka serap konsepnya. Karena masih muda dan pola berpikirnya belum terkontaminasi maka paling tepat diberikan pemahaman tentang bela negara," ujar Otto.
Dia mengungkapkan materi dasar konsep bela negarag diajarkan kepada para siswa dan siswi baru pada tingkatan SMP dan SMA adalah pengetahuan tentang serangan perang proksi (proxy war) dilakukan pihak tententu untuk merusak generasi bangsa melalui jaringan internet.
Selain itu, pengajaran etika dan moral, termasuk penguatan pengenalan Pancasila juga wawasan nusantara, serta pengenalan bahaya paham radikalisme terhadap generasi muda yang sangat riskan terjadi bila tidak segera diantisipasi.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto saat membuka pendidikan bela negara di Yonif Kavaleri menegaskan pendidikan bela negara bagi para siswa dan siswoi bari setingkat SMP dan SMA adalah baru pertama kali di gelar.
Ini dilakukan untuk menanamkan rasa cinta tanah air serta mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kedisplinan selama bersekolah.
Program pendidikan bela negara ini, lanjut pria disapa akrab Danny itu menyatakan, suksesnya pelaksanaan pendidikan bela negara akan dijadwalkan bagi siswa baru nantinya, Bahkan kedepan dapat diprogramkan setiap semester.
Jumlah siswa baru yang mengikuti pendidikan bela negara di enam titik markas TNI sebanyak 22 ribu siswa baru, yang sebelumnya hanya 16 ribuan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: