Kredit Foto: Nytimes.com
Pemerintah India menarik peredaran uang kertas dengan denominasi tertinggi, yakni 500 rupee dan 1.000 rupee. Langkah mengejutkan yang diumumkan pada Selasa malam tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menindak korupsi dan kepemilikan uang ilegal.
Menteri Keuangan India Arun Jaitley mengatakan bahwa "orang-orang jujur dan bersih" tidak perlu khawatir tentang keputusan tersebut.
Jaitley mengatakan langkah tersebut akan menghalau para penghindar pajak. Ia menambahkan bahwa semua uang lama yang disimpan di bank akan dikenakan undang-undang pajak. Selain itu akan membantu India bergerak ke arah ekonomi cashless. Selama ini ekonomi India sangat sangat bergantung pada uang tunai.
Sebagai gantinya, India akan menerbitkan uang kertas baru dengan denominasi 2.000 rupee dan 500 rupee, yang akan tersedia dalam tiga hingga empat minggu ke depan.
Usai pengumuman mendadak tersebut, masyarakat India pun antri panjang di mesin setor tunai untuk menyetorkan uang kertas 500 dan 1.000 rupee mereka. Selain itu mereka juga mengantri di mesin ATM yang menawarkan uang pecahan 100 rupee. Warga tak ingin kehabisan uang dalam beberapa hari ke depan.
Langkah mengejutkan yang dilakukan PM India Narendra Modi tersebut merupakan salah satu upaya untuk memenuhi janji pemilunya untuk mencegah penghindaran pajak dan pendapatan ilegal alias "uang gelap" yang ditempatkan di luar negeri.
"Uang hitam dan korupsi adalah hambatan besar bagi kami untuk menghapus kemiskinan," kata Modi, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Minggu (13/11/2016).
Upaya serupa pernah dilakukan Bank Sentral Eropa (ECB) yang menarik peredaran uang kertas denominasi 500 euro untuk mencegah uang gelap.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: