Buruknya drainase di sekitar 90 persen kabupaten di Indonesia menyebabkan wabah demam berdarah dengue (DBD) menduduki peringkat tertinggi.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 90 persen dari 500 kabupaten/kota yang ada di Indoneaia merupakan daerah endemik. Kasus DBD di Sumut dari Januari hingga September 2016 tercatat sebanyak 5.299 dan 32 meninggal karena nyamuk aedes aegypti ini.
"Angka kasus itu bagi saya sudah fantastis tinggi," kata Rinawati Sianturi, anggota DPRD Sumut Komisi E di Medan, Senin (14/11/2016).
Rinawati Sianturi meminta Pemerintah Provinsi Sumut dan pemerintah kabupaten/kota harus melakukan pencegahan sejak dini.
"Misalnya, pemerintah melalui dinas kesehatan, puskesmas, kepala lingkungan dan kepala desa melaksanakan imbauan kepada masyarakat, tanggap dengan keluhan masyarakat dan segera bertindak," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk mencegah nyamuk aedes aegypti berkembang dengan cara 3M Plus antara lain menguras tempat-tempat penampungan air bak mandi WC, tempayan, ember, vas bunga, dsb minimal seminggu sekali.
"Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, dan drum. Mengubur barang-barang bekas yang ada di sekitar atau di luar rumah yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, botol, plastik dan tempurung kelapa. Menaburkan bubuk abate atau altosid 2-3 bulan sekali di tempat air yang sulit dikuras atau tempat sulit air. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Cegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk, memakai obat repelant, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi,
"Apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak penyakit ini? Bila gejala demam berdarah sudah terlihat, seperti bercak-bercak merah atau rasa nyeri pada otot dan persendian atau di belakang mata, hendaknya segera konsultasi dengan dokter anda agar bisa dilakukan tindakan pencegahan secepatnya," ujarnya.
Adapun, Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut Drs Agustama Apt MKes mengatakan pihaknya telah menyurati Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Sumut untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) satu kali dalam seminggu. Selain itu, diperlukannya peran serta masyarakat dalam mengatasi DBD dengan melakukan PSN secara rutin.
"DBD itu merupakan penyakit di perkotaan karena jumlah penduduk, kondisi drainase yang tidak mengalir menyebabkan nyamuk cepat berkembang biak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: