Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumut, Ahmad Syafri mengatakan kendala kosongnya gabah padi beberapa minggu ini akibat tidak musim panen. Ditambah permintaan masyarakat yang tinggi sehingga terjadi percepatan penjualan beras tersebut. Beras TTI tertunda masuk di beberapa tempat karena perhitungan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tidak sesuai dengan di lapangan.
"Menurut perhitungan petani sebenarnya 2 minggu beras akan habis. Tetapi belum sampai seminggu barangnya juga sudah habis di pasaran. Sekarang juga tidak musim panen," katanya di Medan, Rabu (16/11/2016).
Gapoktan saat ini tengah mencari sumber gabahnya di kabupaten lain. Sebab, sistem panen tidak serentak karena perubahan iklim menyebabkan penyaluran ini tertunda. Selain itu, pihaknya juga belum mengetahui kabupaten mana yang mengalami kendala dalam panen tersebut.
"Kita belum punya data lengkap TTI mana saja yang tidak ada. Tetapi petani saat ini mencari sampai ke Sergai, Langkat dan lainnya untuk penyaluran tersebut," ujarnya.
Dikatakannya, ?beras TTI masih ada di beberapa tempat bahkan tidak terputus penyalurannya. Namun, barang tersebut habis karena ada masyarakat luar kecamatan TTI itu yang mengambil beras ke toko tersebut.
"Pedagang bilang alasannya cepat habis yang mengambil beras tidak hanya dari saru kecamatan tempat TTI tetapi masyrakat luar. Tertunda masuk beras ini karean banyak permintaan masyarakat. Dan gapoktan telah mencari cadangan lain," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: