Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Kampanye negatif mungkin saja dilancarkan kepada petahana pasangan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat atas penetapan tersangka terkait dugaan penistaan agama, menurut pendapat pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio.
"Bisa saja kampanye negatif dilakukan oleh calon lainnya untuk menurunkan elektabilitas Ahok-Djarot. Namun saya yakin hal tersebut tidak akan dilakukan secara terbuka oleh masing-masing calon pasangan saat kampanye," kata Hendri saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Ia juga menilai strategi kampenye dari pasangan Ahok-Djarot sudah mulai berubah, yang terlihat Djarot yang lebih sering blusukan daripada Ahok. Sedangkan Ahok, dipasangkan di rumah pemenangan untuk berdiskusi dengan masyarakat.
Ketika ditanya oleh Antara mengenai adakah kemungkinan penetapan Ahok sebagai tersangka justru bisa meraih simpatik serta meningkatkan elektabilitasnya, Hendri menjawab hal tersebut bisa saja terjadi.
"Bisa terjadi kemungkinan itu, tapi tidak akan berpengaruh banyak, karena menurut hasil survei masyarakat lebih menilai program yang diusung oleh pasangan calon," katanya.
Hendri juga memiliki lembaga survei Kedai Kopi, yang telah mengumumkan bahwa sebanyak 70,9 persen masyarakat lebih mengutamakan program kerja daripada simpatik terhadap subyek tertentu.
Terkait dengan pengaruh elektabilitas dari calon lainnya terkait penetapan tersangka Ahok, pasangan calon nomor satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan pasangan calon nomor tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno nampaknya memang belum berpengaruh terlalu mencolok/signifikan.
"Efek secara jelas belum terbaca, elektabilitas Ahok memang turun akhirnya, namun yang mengejutkan adalah pemilih juga tidak berpindah kepada calon lainnya selain Ahok, dengan kata lain hal tersebut juga belum tentu meningkatkan tingkat elektabilitas pasangan selain Ahok ketika reputasinya menurun," tutur Hendri.
"Yang menarik justru penurunan elektabilitas pasangan nomor dua yang tidak berpindah ke pasangan lain, tapi meningkatkan tingkat warga yang belum menentukan pilihan," kata Hendri yang juga memiliki lembaga survei bernama Kedai Kopi.
Sebelumnya, petahana calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai bahwa timnya optimistis untuk bisa memenangkan pertarungan Pilkada 2017, bahkan dalam satu putaran. Ia juga tidak menutup mata bahwa elektabilitas dirinya dan Ahok tidak sedang dalam kondisi baik, berdasarkan berbagai survei.
Dia mengatakan pihaknya mengedepankan "blusukan" ke warga-warga daripada memusingkan hasil survei.
"Tapi saya pribadi tidak percaya lembaga survei itu, karena tidak percaya maka saya turun ke bawah (blusukan)," tukasnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto