Setiap tahunnya di Indonesia, sekitar 500 ribu orang berpotensi untuk menunaikan haji. Untuk dapat mendaftar haji, diperlukan setoran awal sebesar Rp25 juta. Dengan porsi penduduk muslim yang mencapai 85% dari total penduduk tanah air, membuat Indonesia menjadi captive market bagi lembaga perbankan syariah tanah air.
Mengacu pada data Direktur Jenderal Haji dan Umrah (PHU), Kementerian Agama, terdapat potensi dana tambahan sebesar Rp12,5 triliun setiap tahunnya dari setoran awal pendaftaran haji. Nah, setengah dari potensi pendanaan tersebut berpeluang untuk ditempatkan pada surat berharga syariah dan juga perbankan. SEVP FInance & Strategy Bank Syariah Mandiri Ade Cahyo Nugroho menjelaskan dengan mayoritas jumlah penduduk muslim, pangsa pasar Bank Syariah Mandiri hanya mencapai 22,38%. "Ke depannya, pangsa pasar perbankan syariah bukan tidak mungkin mencapai angka 10% atau 20%," katanya.
Oleh karena besarnya potensi tersebut, Bank Syariah Mandiri bakal lebih ekspansif melakukan penetrasi pasar kedepannya. Mulai dari pembiayaan dan juga peningkatan jumlah aset diproyeksikan dapat tumbuh sekitar 10%.
Sebagai catatan, Per September 2016 pembiayaan perusahaan menempati pangsa pasar 22,66% terhadap perbankan syariah atau sekitar Rp53,24 triliu. Sedangkan untuk perolehan dana pihak ketiga (DPK), pangsa pasar BSM berada di kisaran 25,04% terhadap perbankan syariah.
Untuk modal inti, perseroan berada pada peringkat pertama di? September 2016, mengalahkan Bank Muamalat, BNI Syariah dan BRI Syariah. Modal inti BSM mencapai Rp5,58 triliun kemudian diikuti Muamalat yang memiliki modal inti Rp3,42 triliun. BNI Syariah memiliki modal inti Rp2,4 triliun dan BRI Syariah sebesar Rp2,3 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Sucipto
Tag Terkait: