Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) bakal banyak menggelar aksi korporasi pada tahun ini. Rencananya salah satu bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara ini akan menerbitkan surat utang dan surat berharga senilai total Rp10 triliun. Hal tersebut dilakukan demi memperkuat permodalannya di tahun ini.
Direktur Treasury dan Internasional Bank Negara Indonesia Panji Irawan mengatakan dana tersebut juga rencananya akan digunakan untuk menyalurkan kredit dan juga menurunkan?loan to deposit ratio?(LDR). Adapun Rp10 triliun itu akan terbagi dari Rp5 triliun dalam bentuk surat utang, kemudian Rp3 triliun dalam bentuk negotiable certificate of deposit (NCD) dan Rp2 triliun tersisa dalam bentuk lainnya. Namun penerbitan kedua instrumen surat utang itu akan sangat bergantung dari perolehan jumlah Dana Pihak Ketiga di awal tahun ini. ?Bonds-nya mungkin di kuartal 2 tahun ini kita terbitkan,? katanya di Jakarta, Kamis (26/1).
Lebih lanjut dirinya mengatakan penambahan likuiditas tersebut juga dilakukan untuk melonggarkan rasio LDR perusahaan. Hingga 2016 rasio pinjaman terhadap modal perseroan berada di level 90-an%. Rencananya BNI akan menjaga rasio LDR perusahaan dibawah angka 90%.
Disamping itu BNI juga berencanan melakukan refinancing untuk hutang yang jatuh tempo pada bulan April dengan melakukan pinjaman valas senilai US$500 juta.
Sementara itu terkait dengan rencana penurunan batas bawah (capping) suku bunga deposito oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Panji menuturkan hal tersebut sudah sewajarnya dilakukan. Pasalnya dengan semakin tipisnya jarak suku bunga deposito antara Bank BUKU III dan BUKU IV akan mendukung pertumbuhan kredit. ?Kalau tidak ada selisih lebih baik lagi, sehingga source of funding loan bisa dari DPK,? tutupnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: