Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Likuiditas Longgar, Kredit Perbankan Berpeluang Menguat pada 2026

Likuiditas Longgar, Kredit Perbankan Berpeluang Menguat pada 2026 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Likuiditas perbankan Indonesia diperkirakan tetap longgar memasuki 2026, sementara perlambatan kredit sepanjang 2025 dinilai tidak mengganggu kemampuan bank menyalurkan pembiayaan. Bank Mandiri menyampaikan bahwa kombinasi stabilitas likuiditas, pemulihan konsumsi, serta akselerasi belanja pemerintah menjadi pendorong utama peluang peningkatan kredit pada awal tahun depan.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengatakan hingga Oktober 2025 pertumbuhan kredit diproyeksikan berada pada kisaran high single digit. Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh double digit sehingga menjaga rasio loan-to-deposit ratio (LDR) di level 84,26%. Kondisi tersebut menunjukkan likuiditas tetap terjaga meski ekspansi kredit melambat.

“Segmen kredit modal kerja mendominasi portofolio perbankan dengan kontribusi 53%, terutama dari sektor perdagangan, industri pengolahan, dan jasa keuangan. Kondisi ini menunjukkan likuiditas bank tetap sehat meski kredit tumbuh lebih lambat,” ujar Andry.

Baca Juga: Likuiditas Longgar, Perbankan Siap Hadapi Gejolak Global

Ia menambahkan bahwa pemulihan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2025 ikut memperkuat permintaan pembiayaan, terutama kredit konsumer. Menurutnya, stabilitas likuiditas yang diiringi rebound konsumsi menjadi fondasi percepatan penyaluran kredit pada awal 2026.

Bank Mandiri menilai potensi peningkatan kredit modal kerja semakin terbuka seiring akselerasi belanja pemerintah pada kuartal I–II/2026, termasuk belanja sosial, pembangunan infrastruktur, dan pengeluaran modal. Momentum liburan serta Ramadan pada periode yang sama diperkirakan mendorong permintaan domestik dan meningkatkan perputaran dana di sektor riil.

Dukungan terhadap prospek 2026 juga disampaikan Head of Macroeconomic and Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina. Ia menilai percepatan realisasi belanja pemerintah pada awal tahun sangat menentukan agar momentum ekonomi kuartal IV/2025 berlanjut.

Baca Juga: Kredit Perbankan Melambat Hanya 7,36% pada Oktober 2025, Bos BI Beberkan Alasannya

“Jika akselerasi belanja pemerintah dapat dimulai sejak awal tahun, pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat dibandingkan tahun 2025. Ini menjadi faktor kunci agar momentum kuartal IV/2025 dapat diteruskan,” kata Dian.

Namun, ia menyampaikan bahwa tantangan fiskal tetap muncul dari rendahnya rasio pajak. Rasio pajak nasional saat ini berada pada kisaran 8–10%, sementara belanja pemerintah mendekati 15% dari PDB. Untuk mempersempit kesenjangan tersebut, pemerintah mendorong perluasan basis pajak, peningkatan kepatuhan, optimalisasi PPN, serta implementasi green tax dan carbon tax.

Menurut Dian, strategi penguatan fiskal tersebut diperlukan agar ruang belanja pemerintah semakin longgar dan mampu menopang ekspansi ekonomi. Dengan kombinasi belanja pemerintah yang lebih agresif dan likuiditas perbankan yang stabil, sektor keuangan dinilai memiliki peluang lebih besar meningkatkan penyaluran kredit sepanjang 2026.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: