Bank Indonesia (BI) semakin gencar melakukan sosialisasi rupiah baru emisi tahun 2016 untuk menepis isu miring terkait logo palu arit dan pencetakan di luar Perum Peruri. Teranyar, BI mensosialisasikan cetakan baru rupiah kepada ulama dan mubalig dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel di Hotel Horison, Kota Makassar, Sabtu (4/2/2017).
Kepala Group Sistem Pembayaran dan Satuan Layanan Administrasi Kantor Perwakilan BI Sulsel, Suzanna G Hamboer, mengharapkan lewat kegiatan ini, para ulama dan mubalig lebih mengenal ciri dan keaslian rupiah baru. Dijelaskannya pula mengenai logo palu arit yang dipersepsikan segelintir pihak merukan kekeliruan. Musababnya, gambar itu sebenarnya ada logo BI dari teknologi rectoverso.
"Jika diterawang, gambar tersebut akan membentuk gambar utuh logo Bank Indonesia. Jadi tidak benar kalau disebut mirip lambang ajaran komunis. Selain itu, pencetakan uang dijalankan oleh Perum Peruri dan tidak ada yang lain," kata Suzanna di hadapan ulama dan mubalig dari MUI maupun ormas Islam lingkup Sulsel, Sabtu, 4 Februari.
Suzanna mengharapkan setelah memperoleh penjelasan mengenai rupiah baru, para ulama dan mubalig bisa ikut membantu BI memperkenalkan mata uang dalam negeri itu ke masyarakat. Peran ulama dan mubalig diyakini akan sangat membantu untuk mengatasi potensi kesalahpahaman terkait rupiah baru. Terlebih, di awal peluncuran rupiah baru itu banyak isu menyesatkan.
Suzanna menuturkan menghina rupiah berarti tidak menghormati Negara. ?Negara merdeka itu ciri khasnya adalah punya mata uang sendiri dan sah menjadi alat pembayar,? ucap mengutip pidato Presiden Republik Indonesia Joko Widodo alias Jokowi, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan catatan BI, sejak diluncurkan pada 19 Desember 2016, distribusi rupiah baru sudah mencapai Rp1,5 triliun. Sulsel kembali memperoleh tambahan rupiah baru dari pusat sebesar Rp3 triliun untuk disalurkan di perbankan, kas titipan dan kas keliling di Sulsel.
Sekretaris Umum MUI Sulsel, Prof Muhammad Ghalib, mengapresiasi langkah BI yang menggandeng ulama dan mubalig dalam memperkenalkan rupiah baru. Setelah memperoleh penjelasan langsung dari pejabat BI, pihaknya yakin tidak ada sama sekali niat negara untuk memasukkan logo palu arit di mata uang negara ini. "Sosialisasi ini sangat positif karena kita dapat informasi langsung dari sumber yang memiliki otoritas terkait rupiah baru," ucap dia.
Ghalib menerangkan para ulama dan mubalig yang mengikuti sosialisasi ini akan menjadi penyambung lidah BI untuk memperkenalkan rupiah baru ke masyarakat. Diharapkannya tidak ada lagi kegaduhan terkait rupiah baru. "Kita akan sampaikan ke masyarakat agar tidak ada lagi kegaduhan saat berinteraksi dengan uang baru. Kita mesti memelihara NKRI," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto
Tag Terkait: