Laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) menembus 7,41 persen sepanjang 2016. Pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa lebih baik jika tidak ada kebijakan rasionalisasi anggaran ditambah turunnya ekspor-impor.
"Pertumbuhan ekonomi Sulsel tentu lebih tinggi jika anggaran pemerintah dalam kondisi normal," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam di Makassar, Senin (6/2/2017).
Berdasarkan data BPS rentang 2012 hingga 2016, baru setahun terakhir ini pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah di Sulsel mengalami kontraksi sebesar -1,34 persen. Dalam beberapa tahun sebelumnya, konsumsi pemerintah selalu tumbuh positif. Bahkan, pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah sempat menembus 8,09 persen pada 2015.
Nursam menjelaskan kebijakan rasionalisasi anggaran tentunya sudah dipertimbangkan pemerintah demi kebaikan. Musababnya, APBD memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda pemerintahan dan perekonomian. Karena itu, mesti ada skala prioritas dalam penggunaan anggaran yang sasarannya harus bisa terlaksana dengan baik.
Lebih jauh, Nursam menyebut pertumbuhan ekonomi Sulsel sebesar 7,41 persen mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yakni sebesar 7,17 persen. Pertumbuhan ekonomi Sulsel juga jauh lebih tinggi dari angka nasional yang hanya mencatat 5,02 persen. Namun, diakuinya kontribusi Sulsel, bahkan Sulawesi terhadap nasional masih sangat kecil.
BPS mencatat PDRB Sulsel bertambah sekitar Rp38,88 triliun dalam setahun terakhir. PDRB Sulsel hanya berkisar Rp340,33 trilun pada 2015 dan melonjak menjadi Rp379,21 triliun pada 2016. Adapun PDRB perkapita tercatat US$3.311,4 atau Rp44,06 juta, jauh lebih baik ketimbang tahun lalu sebesar Rp39,94 juta.
Ditilik dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Sulsel terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang mengalami kontraksi. Adapun, jasa keuangan menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,63 persen diikuti pengadaan listrik dan gas sebesar 11,52 persen.
Nursam mengimbuhkan struktur perekonomian Sulsel dari sisi produksi masih didominasi empat lapangan usaha. Rinciannya yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan (23,29 persen); industri pengolahan (13,92 persen); perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor (13,41 persen); dan konstruksi (12,53 persen).
Ditinjau dari sisi pengeluaran, Nursam menerangkan pertumbuhan ekonomi Sulsel didorong tiga kompenen di antaranya pembentukan modal tetap bruto (PMTB), pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT), dan pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PKLNPRT). Kontribusi ketiga komponen itu masing-masing 7,02 persen; 5,48 persen; dan 3,26 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: