Kepala Bidang?Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Syahnan mengatakan bahwa sejak 16 Januari lalu sampai saat ini terjadi 209 kali gempa tektonik, namun hanya 22 kali gempa yang dirasakan.
"Kekuatan gempa tidak sampai enam Skala Richter (SR). Walaupun gempa membuat masyarakat kaget dan panik dan dirasakan sampai jarak 30 meter dari pusat gempa di daerah Karo dan Deli Serdang, tapi diperkirakan tidak sampai berpotensi besar, masih di bawah 6 SR," katanya di Medan, Selasa kemarin (14/2/2017).
Gempa bumi Deliserdang ini merupakan aktivitas gempa bumi kerak bumi dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas sesar aktif.
"Banyak pertanyaan warga yang dilontarkan kepada BMKG, kenapa?aktivitas gempa bumi di wilayah Deliserdang terus berlangsung. Untuk menjawab pertanyaan ini tentu tidak mudah. Namun demikian, yang pasti berdasarkan peta tektonik setempat di zona ini memang terdapat beberapa struktur sesar," ujarnya.
Tingginya aktivitas gempa bumi pada suatu wilayah merupakan cerminan bahwa di tempat tersebut memang terdapat medan tegangan batuan kulit bumi sehingga pada bagian batuan lemah akan mengalami pergeseran patahan yang dimanifestasikan sebagai gempa bumi.
"Dampak gempa bumi berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa di Medan, Binjai, Pancurbatu, Bangunpurba, Sibolangit, Bandarbaru, Kualasilau, Tanjung Morawa, dan Berastagi mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau III-IV MMI. Dampak gempa bumi pada skala intensitas II SIG-BMKG belum berpotensi menimbulkan kerusakan bangunan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo