E-commerce Blibli.com melakukan soft launching produk edukasi matras anak di Taman Main, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (26/3/2017). Produk ini menarik karena selain karya anak bangsa juga memanfaatkan teknologi virtual reality (VR) di mana bisa menampilkan animasi melalui aplikasi 3DUPlay secara gratis.
"Dijual sudah ada hari ini. Sementara tanggal 1 April grand launching selama satu bulan exclusive hanya di Blibli saja," ujar Trade Partnership General Manager Blibli.com Fransisca Krisantia Nugraha kepada wartawan di Jakarta, Minggu (26/3/2017).
Blibli.com terus berinovasi mengeluarkan produk-produk inovatif seperti matras untuk segmen anak ini. Hal ini memang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia yang terus berubah mengikuti?perubahan zaman.
"Mengenai kategori mainan kita punya semua produk seperti mainan edukasi. Mainan zaman sekarang dalam tanda kutip kita jual juga seperti Nintendo. Cuma kita berusaha untuk anak di bawah 12 tahun kita arahkan ke permainan yang bersifat edukasi," terang Fransisca.
Adapun, harga yang ditawarkan cukup terjangkau mulai dari Rp250.000 untuk matras berukuran besar sementara Rp150.000 matras berukuran kecil.
"Kami senang ada salah satu merchant kami yang menawarkan solusi bagi orang tua dalam memperkenalkan teknologi secara tepat kepada anak-anak mereka dengan memanfaatkan teknologi VR," imbuh Fransisca.
Keunikan 3DUplay adalah jika smartphone yang telah di-install aplikasi 3DUPlay (tersedia dalam Android dan iOS) diarahkan ke barcode matras maka sang hewan tampak timbul dan anak dapat berinteraksi dengan hewan tersebut dalam bentuk 3D.
Psikolog Binky Paramitha Iskandar berterima kasih atas adanya konten yang mendidik tersebut. Produk ini dinilainya membuat orang tua dan anak bisa berinteraksi lebih dekat.
"Produk ini mendidik dan ada interaksinya. Permainan ini anak bisa didampingi bersama orang tua, orang di rumah, atau orang yang lebih dewasa," kata Binky yang juga hadir di kesempatan tersebut.
Terlepas dari hal tersebut, Binky mengingatkan teknologi bisa menimbulkan adiksi. Anak menjadi ketagihan dan tidak bisa berhenti memandang layar perangkat. Selain itu perangkat digital sifatnya cenderung tidak langsung dan satu arah, akhirnya anak berakhir sebagai pendengar pasif.
"Saat menggunakan perangkat digital anakpun lebih sering duduk dan kurang bergerak. Padahal, pengembangan syaraf motorik anak itu sangat penting terutama di dua tahun pertama," kata Binky.
Ia menyebutkan orangtua penting membuat aturan atau batasan untuk screen time anak. "Pilihlah aplikasi dan permainan yang cocok serta mendidik bagi anak Anda (healthy apps). Mendampingi anak saat si kecil menggunakan peranti digital, jangan jadikan teknologi sebagai solusi, dan orangtua pun perlu membatasi akses diri ke teknologi saat didepan sang buah hati," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Cahyo Prayogo