Kinerja ekspor Indonesia mulai terlihat bangkit kembali, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang kuartal I/2017 ekspor mencapai US$40,61 miliar, tumbuh 20,84% dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar US$33,6 miliar.?
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor pada Maret mencapai US$ 14,59 miliar atau meningkat? 15,68% dibanding bulan sebelumnya dan tumbuh 23,55% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. ?Ini sesuatu hal yang menggembirakan karena kinerja ekspor bulanan pada bulan menjadi yang tertinggi sejak Januari 2015,? kata Suhariyanto di Jakarta kemarin.
Ia mengatakan peningkatan ekspor Maret ditopang oleh ekspor minyak dan gas (migas) dan ekspor nonmigas yang masing-masing tumbuh 23,56% dan 14,86% secara bulanan. Peningkatan ekspor migas disebabkan meningkatnya ekspor hasil minyak sebesar 59,95% , ekspor gas 2,94%, dan ekspor minyak mentah 50,42%.
Sementara kenaikan terbesar ekspor nonmigas Maret 2017 terhadap Februari 2017 terjadi bahan bakar mineral sebesar 32,84%, karet dan barang-barang dari karet 25,3%, bijih, kerak, dan abu logam. Sedangkan komoditas nonmigas yang mengalami penurunan harga antara lain berbagai produk kimia sebesar 9,05% , ampas/sisa dari industri makanan 25,6%, dan daging & ikan olahan 14,88%.
"Untuk pangsa ekspor nonmigas masih didominasi oleh tiga negara, yaitu Tiongkok US$4,69 mliiar; Amerika Serikat US$4,29 miliar; dan India US$3,41 miliar. Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesar US$4,11 miliar," tambahnya.
Membaiknya kinerja ekspor tersebut juga membuat neraca dagang selama kuartal I/2017 mencapai US$ 3,93 miliar atau naik 137,6% dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,65 miliar. Capaian ini menjadi yang tertinggi diraih sejak 2012.
?Ke depan kami tentu berharap surplus akan terus meningkat sehingga bisa berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: