Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kepala Bappenas Sebut Sekolah Kejuruan Banyak yang Tak Berkualitas

        Kepala Bappenas Sebut Sekolah Kejuruan Banyak yang Tak Berkualitas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan peningkatan kualitas pendidikan vokasi atau penguasaan keahlian terapan tertentu sangat penting untuk pemenuhan pasar tenaga kerja di Indonesia.

        "Pembenahan vokasi ini untuk menyesuaikan demand dari pemberi kerja," kata Bambang saat melakukan temu media dengan Antara di Jakarta, Selasa (9/5/2017).

        Bambang menjelaskan pendidikan vokasi saat ini belum bisa menjawab tantangan maupun kebutuhan pasar tenaga kerja, karena banyak kesempatan kerja yang membutuhkan keterampilan tidak bisa diisi secara baik oleh lulusan SMK atau politeknik.

        Menurut dia, hal itu terjadi karena jumlah sekolah kejuruan yang berkualitas saat ini belum memadai, dan banyak tenaga pengajar yang hanya menguasai ilmu secara teori, padahal penguasaan keahlian terapan yang berkaitan dengan manufaktur, membutuhkan praktek berkelanjutan.

        Selain itu, banyak sarana maupun peralatan mesin untuk praktek kerja siswa SMK atau politeknik yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi terkini, padahal penguasaan atas peralatan terbaru sangat penting untuk meningkatkan daya saing lulusan dalam menjalankan mesin di pabrik.

        "Banyak kejadian, kalau alatnya sudah sangat kurang dan out of date. Sehingga meski lulus berijazah SMK dan politeknik, ketika masuk pabrik yang teknologinya jauh diatas, harus training?lagi. Ini yang membuat perusahaan menambah biaya dan mengurangi daya saing lulusan," ujar Bambang.

        Untuk itu, pemerintah ingin memperbanyak kuantitas lulusan pendidikan vokasi melalui penambahan jumlah sekolah, dan meningkatkan kualitas dengan mendorong penguatan kompetensi guru serta perbaikan kurikulum, karena balai latihan yang memadai masih kurang.

        Pemerintah juga mendorong kerja sama dengan dunia usaha, agar para guru maupun siswa bisa melakukan magang di berbagai perusahaan, untuk mengetahui perkembangan teknologi serta memahami kebutuhan pemberi kerja atas tenaga terampil.

        "Itu yang kita dorong sebagai salah satu prioritas nasional di 2018. Di sektor pendidikan itu kita hanya fokus hanya dua program prioritas, yaitu penguatan pendidikan vokasi dan peningkatan kualitas guru," jelas mantan Menteri Keuangan ini. (ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: