Vice President Head of Network Product Unit?Ericsson Indonesia Ronni Nurmal mengatakan jaringan seluler telah memberikan layanan suara dan juga layanan internet untuk miliaran orang di seluruh dunia selama 25 tahun terakhir.
Meskipun demikian, lebih dari 50 persen populasi dunia masih belum memiliki akses internet. Cara yang paling hemat biaya untuk mendatangkan lebih banyak orang secara online adalah dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan seluler yang ada.
"Namun, tantangan utama dalam menghubungkan yang belum terhubung lebih bergantung pada keterjangkauan, literasi, dan penyediaan layanan yang relevan dibanding ketersediaan teknologi," kata Ronni di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Ronni, operator broadband seluler menghadapi tekanan komersial dan teknis untuk terus meningkatkan layanan mereka. Seiring kebutuhan akan peningkatan kinerja, begitu pula tingkat percepatan upgrade dari perangkat lunak aplikasi jaringan dan optimalisasi jaringan.
"Operator DTAC di Thailand mampu menjawab tantangan ini dengan menerapkan analitik untuk memperbaiki dan mempercepat optimalisasi jaringan," imbuhnya.
Lebih jauh, ia mengatakan rentang luas layanan internet of things (IoT) disambut dengan baik di perkotaan. Konektivitas indoor atau dalam ruangan telah menjadi kebutuhan utama dari layanan ini. Simulasi atas skenario layanan IoT berskala besar yang realistis menunjukkan bahwa hingga 99% perangkat yang berada dalam ruangan dapat dicapai dengan teknologi seluler baru untuk IoT.
"Pengoperasian kendaraan jarak jauh dengan 5G dalam waktu dekat, pemandangan berupa bus tanpa supir berjalan di jalanan kota akan menjadi biasa. Langkah utama untuk memperkenalkan bus yang digerakkan secara otonom pada sistem transportasi adalah pengembangan kemampuan pemantauan dan pengendalian jarak jauh yang akan membantu menjamin keamanan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: